yang bergerak lebih baik dari yang berbicara
yang berbicara lebih baik dari yang berkomentar
yang berkomentar lebih baik dari yang DIAM
/1/
Atas nama Tuhan dan Keadilan
jika harga-harga barang harus naik jangan pula mengalahkan
harga kehidupan dan kematian
Aku-penyair yang berdoa-cinta pemerintah dan negara, ini negara impian
Aku tidak memuja pancasila sebab itu musyrik kepada Tuhan
tetapi apakah salah mencintai pancasila dengan berteriak, bersuara agar kematian dan kelahiran
mendapat tempat sepatutnya dalam data BPS, dalam pertimbangan Dewan
minyak ini kami beli untuk bekerja, mencari makan
seperti ayam yang bertebaran di desa besar Jakarta yang dipenuhi hujan
Atas nama Tuhan dan Keadilan, Damai dan Adillah!
/2/
"saudara-saudara, pada hari ini kita dikejutkan dengan kenaikan harga BBM.
kami putus asa, kami berjuang atas nama masyarakat, tetapi masyarakat
menghujat kami
maka kami berjuang atas nama bapak, ibu, dosen, dan pacar-pacar kami
tetapi mereka juga menentang kami-takut kami mati, tertembak, atau hilang seperti kala reformasi
pada akhirnya kami berjuang hanya demi keputus asaan kami, ketika tak ada lagi yang ingin bicara
suara tak akan terdengar dan tergetar hingga telinga! maka kami menggunakan batu, kayu, bambu dan
tubuh kami sendiri
untuk dilemparkan satu persatu kegerbang Istana dan Perwakilan Rakyat
demi kami, demi menurunya biaya hidup dan keringat ayah kami
kami putus asa; batu-batu dan tubuh berbalik dilempar menimpa kepala dan
hati
pers, dan media massa terus meneriakkan kebencian pada kami tetapi menyuarakan kegelisahan kantong-kantong rakyat
kami putus asa!"
/3/
"para tentara, polisi, ormas, yang kami lakukan tentu membuat anda
semakin benci kepada kami-Mahasiswa, yang hanya 5 persen populasi
tetapi yang Kamu lakukan membuat kami- si lima persen populasi-tidak benci kamu, tapi benci kepada pemimpin negeri ini"
/4/
Ada yang tewas, Saudara!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar