Senin, 16 April 2012

Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan Bersabar di Atasnya

Posted: 15 Apr 2012 07:59 PM PDT

Pertanyaan:Jika kita telah berusaha mencegah gunjingan dan hasutan di antara manusia, adakalanya orang yang kita ajak kepada kebaikan dan kita cegah dari keburukan itu malah mencela dan marah kepada kita. Apakah kita berdosa karena kemarahannya, walaupun itu salah seorang orang tua kita? Apakah kita tetap harus mencegah mereka atau membiarkan hal yang tidak kita perlukan dalam hal ini? Kami mohon jawaban, semoga Allah menunjuki Syaikh.

Jawaban:Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan Bersabar di Atasnya
Di antara kewajiban-kewajiban terpenting adalah

amar ma’ruf dan nahi mungkar (mengajak kepada kebaikan dan mencegah keburukan), sebagaimana Firman Allah

Subhanahu wa Ta’ala:

وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَآءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ



Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang mungkar.” (QS. At-Taubah: 71)

Allah

Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan dalam ayat ini, bahwa di antara sifat-sifat wajib kaum mukminin dan mukminat adalah menegakkan

amar ma’ruf dan

nahi mungkar. Allah

Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ



Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar.” (QS. Ali Imran: 110)

Nabi

shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيْمَانِ



Barang siapa di antara kalian melihat suatu kemungkaran, maka hendaklah ia merubahnya dengan tangan, jika tidak bisa, maka dengan lisannya, jika tidak bisa juga, maka dengan hatinya, itulah selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim)

Dan masih banyak lagi ayat-ayat dan hadis-hadis lainnya yang menunjukkan wajibnya menegakkan

amar ma’ruf dan

nahi mungkar serta tercelanya orang yang meninggalkannya. Maka hendaknya Anda sekalian, setiap mukmin dan mukminah, menegakkan

amar ma’ruf dan

nahi mungkar, walaupun orang yang Anda ingkari itu marah, bahkan sekalipun mereka mencerca kalian, kalian harus tetap sabar, sebagaimana para rasul dan yang mengikuti mereka dengan kebaikan, sebagaimana Firman Allah

Subhanahu wa Ta’ala kepada Nabi-Nya,

فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُوْلُوا الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ



Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar.” (QS. Al-Ahqaf: 35)

Dan Firman-Nya,

وَاصْبِرُوا إِنَّ اللهَ مَعَ الصَّابِرِينَ



Dan bersabarlah, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Anfal: 46)

Serta FirmanNya yang menceritakan Luqman Haqim, bahwa ia berkata kepada anaknya,

يَابُنَيَّ أَقِمِ الصَّلاَةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنكَرِ وَاصْبِرْ عَلَى مَآأَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ اْلأُمُورِ



Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” (QS. Luqman: 17)

Tidak diragukan lagi, bahwa lurus dan konsistennya masyarakat adalah karena Allah

Subhanahu wa Ta’ala kemudian karena

amar ma’ruf dan

nahi mungkar, dan bahwa rusak serta berpecah belahnya masyarakat yang mengakibatkan potensialnya kedatangan siksaan yang bisa menimpa semua orang adalah disebabkan oleh meninggalkan

amar ma’ruf dan

nahi mungkar. Sebagaimana diriwayatkan dari Rasulullah

shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda,



Sesungguhnya manusia itu bila melihat kemungkarang tapi tidak mengingkarinya, maka dikhawatirkan Allah akan menimpakan siksa-Nya yang juga menimpa mereka.”

Allah

Subhanahu wa Ta’ala pun telah memperingatkan para hamba-Nya dengan sejarah kaum kuffar Bani Israil yang disebutkan dalam Firman-Nya,

لُعِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِن بَنِى إِسْرَاءِيلَ عَلَى لِسَانِ دَاوُدَ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَّكَانُوا يَعْتَدُونَ {78} كَانُوا لاَيَتَنَاهَوْنَ عَن مُّنكَرٍ فَعَلُوهُ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ {79}



Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan mungkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.” (QS. Al-Maidah: 78-79)

Semoga Allah menunjuki semua kaum muslim, baik penguasa maupun rakyat jelata untuk tetap menegakkan kewajiban ini dengan sebaik-baiknya, dan semoga Allah memperbaiki kondisi mereka dan menyelamatkan semuanya dari faktor-faktor yang bisa mendatangkan kemurkaan-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha dekat.

Fatawa al-Mar’ah, Hal.100-101, Syaikh Ibnu Baz

Sumber:

Fatwa-Fatwa Terkini Jilid 2, Darul Haq Cetakan VI 2010

Artikel
www.KonsultasiSyariah.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar