Saudara seiman ! sesungguhnya syari'at kita yang mulia mengarah
serta menuju kepada persatuan dan kesatuan, menjauhkan dari jalan-jalan
perselisihan, bercerai berai dan perpecahan, mengajak kepada kasih
sayang dan persaudaraan, memerintahkan pada toleransi saling kasih,
membela dan saling menyatu, terlebih lagi sesama ahlul haq, yang sama
dalam sumber dan manhaj. Alqur'an dan Sunnah sangatlah sarat dengan
keterangan dan dalil yang menunjukkan hal-hal diatas dengan segenap
makna yang suci.
Alloh berfirman yang artinya : "dan berpeganglah kamu semuanya
kepada tali agama Alloh, dan janganlah kamu bercerai berai, dan
ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah)
bermusuh-musuhan, maka Alloh mempersatukan hatimu, lalu menjadilah
kamu karena nikmat Alloh, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah
berada ditepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamudari
padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar
kamu mendapat petunjuk". (QS. Ali Imran : 103)
Dalam ayat ini terdapat keterangan tentang nikmat Allah yang
merubah satu keadaan yang kacau kepada keadaan yang teratur dan rapi.
Sementara itu dari Sabda Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam kita dapati hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim :
((إن من أحبكم إلي وأقربكم مني مجلسا يوم القيامة أحاسنكم أخلاقا الموطئون أكنافا الذين يألفون ويؤلفون))
"sesungguhnya termasuk orang yang paling aku cintai dan paling
dekat tempat duduknya denganku kelak di hari kiamat adalah orang yang
paling baik akhlaknya diantara kalian, yang tawadhu' (merendah) yang
akrab dan bisa diakrabi".
Wahai umat pengikut Al-Quran dan sunnah! Siapa yang menyembunyikan
penyakit maka ia akan tersiksa, merana, meradang, dan menyulitkannya.
Sesungguhnya termasuk penyakit yang mestinya dikategorikan sebagai
penyakit paling berbahaya dan parah adalah penyakit yang muncul akibat
kekerasan hati, sikap saling menjauh, kasar dan saling membelakangi
yang sampai pada tingkat tajrih (menilai cacat orang lain) tahdzir
(memperingatkan), membodohkan-bodohkan, serta mengumbar aib orang lain
yang muncul dari kaum muslimin sebagaian yang satu terhadap yang lain,
dari mereka yang menapaki jalan kebenaran secara aqidah, ibadah,
maupun perilaku. Juga dari mereka yang menisbatkan diri kepada
kebaikan, dakwah dan kecemburuan terhadap perkara-perkara yang
diharamkan, begitu pun perhatian terhadap keselamatan ummat dari
kesalahan dan ketergelinciran, dan sangat mendambakan persatuan dan
membenci perpecahan.
Dan sesungguhnya termasuk musibah yang memalukan adalah sebagian
kaum muslimin yang bersikap lancang terhadap saudara-saudara mereka
dari kalangan ulama yang mulia dan para da'i yang terhormat, dengan
tujuan menghinakan kedudukan serta melecehkan kehormatan, mengaburkan
sisi kebaikan mereka serta mencabut rasa kepercayaan dari diri mereka.
Hal yang memalukan ini semakin menjadi-jadi ketika dibarengi niat
untuk menghinakan, mencemooh, dan mengumbar kekurangan mereka melalui
satelit dan media massa seperti surat kabar, majalah, stasiun
televisi, serta internet. Semua dilakukan dengan segenap kenekadan,
jauh dari sifat wara' atau merasa bersalah. Padahal Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam telah memperingatkan dan mengancam :
((يًا مًعشر من آمن بلسانه ولم يدخل الإيمان قلبًه, لا
بغتابوا المسلمين ولا تتبعوا عوراتهم, فإنه من تتبع عوراتهم تتبع الله
عورته, ومن تتبع الله عورته يفضحه ولو في جوف بيته ))
"wahai orang-orang yang mengaku beriman dengan lisan mereka
sementara iman belum masuk ke lubuk hati mereka, janganlah kalian
menggunjing kaum muslimin, jangan mencari-cari kesalahan mereka, sbab
siapa yang mencari-cari kesalahan mereka maka pasti Allah akan
mencari-cari kesalahan dan kekurangannya. Dan siapa yang dicari-cari
kesalahannya oleh Allah, maka pasti ia akan dihinakan (dibongkar semua
cacat dan aibnya) sekalipun ia bersembunyi jauh dalam rumahanya". (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi).
Imam Ahmad berkata, : "menodai kehormatan ulama (mencaci dan
menghinakan) –terlebih lagi ulama-ulama besar- termasuk dosa besar! ".
Sedangkan Malik bin Dinar berkata, : "cukuplah keburukan seseorang,
jika ia tidak menjadi sholeh, malah menjelek-jelekkan orang saleh".
Maka bagaimana pula halnya dengan orang-orang dari kaum muslimin
–semoga Allh memberikan hidayah kepada mereka- yang mana puncak tujuan
duniawinya, harapan dan cita-cita terbesarnya, adalah untuk
menelusuri (mencari-cari) kesalahn, berburu kekeliruan dan
mengipas-ngipas kesalahan yang sepele sehingga menjadi fitnah, dan
mengumbar cacat orang melalui majelis-majelis serta tempat-tempat
pertemuan ?! mereka tidak henti-hentinya menghina, tidak
bosan-bosannya mencaci, dan tidak pernah sedikit pun meninggalkan
cibiran. Ciri mereka adalah membikin rusuh, karakter mereka adalah
memprovokasi, dan watak dasar mereka adalah mengganggu dan menghina.
Kamus mereka adalah berburuk sangka, kosakata mereka adalah menyakiti
dan mengungkit-ngungkit, berebut dalam menuduh, bersegera dalam
bersikap keras dan mengucilkan, banyak mencaci dan memarahi, tidak
merasa takut untuk mencaci dan mencela, melukai teman sendiri dari
samping, serta memberondongkan anak panah dari belakang. Jika merka
meliahat anda bergelimang nikmat maka mereka meradang karena hasut,
dan jika jauh di belakang, mereka menggungjing anda.
إن يسمعوا هفوة طاروا بها فرحا وما علموا من صالح كتموا
"Apabila mereka mendengar ada kesalahan maka mereka serta merta
bergembira dan terbang membawanya, tetapi kebaikan apa saja yang
mereka ketahui mereka tutup-tutupi"
Mereka bekerja siang malam untuk menodai dan meremehkan orang,
mencela dan menjelekkan citra orang-orang baik yang tidak bersalah,
bergerak bak kelelawar di kegelapan malam, beraksi dibalik teralis,
jika ada yang melihat mereka pasti wajah-wajah orang yang melihatnya
penuh dengan pengingkaran, raut dan air muka mereka bisa berubah
karena geram. Dalam keadaan lapang mereka adalah teman, tetapi jika
dalam kesempitan mereka berbalik menjadi musuh paling kejam, yang
tidak bisa membedakan mana kerabat dan sahabat dekat,. Mereka tidak
mau mencarikan alasan untuk memaafkan saudaranya. Selalu berupaya
menjatuhkan orang-orang mulia dan ternama, menebarkan aib dan
kekurangan mereka,, mengada-adakan hasutan dan provokasi untuk
menghantam mereka, Subhanalloh al-'Adzim,.!! Tidakkah mereka merasa
takut pada Alloh Rabb semesta alam? Hanya kepada Allah tempat kita
mengadu wa la hawla wala Quwwata illa billahil 'aly al-'Adzim.
Lebih dari itu, mereka selalu memanfaatkan situs-situs di internet,
atau sebut saja situs-situs ular berbisa, dengan menklaim mereka
hendak menjelaskan kebenaran, padahal sebenarnya mereka seperti lalat
yang selalu mengerumuni luka-luka. Mereka tidak ambil pusing apakah
mereka mendapat berita dari orang-orang yang buruk atau kedustaan,
atau melalui buku-buku yang lolos dari koreksi atau tidak tersentuh
oleh komentar dan penjelasan para ulama.
Kemudian berdasarkan dugaan atau kesalahan persepsi yang masih
memungkinkan untuk difahami atau dimaafkan karena tenggelam dalam
lautan kebaikan, mereka membangun konsep al-wala' dan bara', sikap
boikot, memusuhi, sayang dan memerangi, yang dilakukan melalui tashnif
(menggolong –golongkan orang), ta'asshub (fanatisme), dan tahazzub
(fam golongan yang sempit).
Akibatnya para pencari ilmu yang baru belajar, atau kaum terdidik
dan para pejuang kebaikan tersibukkan dengan fitnah mereka apalagi
orang awwam. Di sisi lain, orang-orang yang berkepentingan dan
memiliki ambisi di setiap tempat menelan mentah-mentah fitnah
tersebut. Akibat lainnya adalah banyak kekuatan, potensi dan waktu
terbuang percuma karena disibukkan antara yang membantah dan yang
dibantah. Diadakan perhelatan dalam rangka menodai kehormatan dengan
kata-kata yang kasar dan melukai, peda, dan menyakitkan, disertai
tuduhan-tuduhan yang seakan-akan jilatan api yang menyala-nyala, yang
menghasut dan mengadu domba akibat buruknya niat dan keinginan,
me,mbentur kesucian diri dengan kesucian lisan dengan segenap
kekuatan, padahal yang lebih utama semestinya menggunakannya untuk
memusuhi dan membidik kelompok-kelompok menyimpang yang memusuhi kaum
muslimin, berupaya untuk menggerogoti rasa aman dan kemurniannya. Saya
peringatkan kepada orang-orang baik dan pencari kebaikan, jangan
sampai menyerupai sifat dan karakter kelompok sesat yang mana kita telah
diperingatkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seperti
dalam riwayat Ahmad dan Bukhori Muslim :
((قوم يقرؤون القران, لا يجاوز حناجرهم, يمرقون من الإسلام كما يمرق السهم من الرمية, يقتلون أهل الإسلام ويدعون أهل الأوثان))
"mereka adalah kaum yang membaca Al-Qur'an, tidaklah ayat-ayat
itu melewati kerongkongan mereka. Mereka keluar dari islam sebagaimana
anak panah melesat dari sasarannya, mereka membunuhi kaum muslimin
sementara para penyembah berhala mereka biarkan!".
BERSAMBUNG...
Dalam situs ini kami memuat khutbah Beliau secara lengkap dalam bentuk audio. Silahkan klik :
http://www.alinshof.com/2010/01/khutbah-fadhilatus-syekh-drabdurrahman.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar