Baik, akan saya
jelaskan melalui dua jalur. Jalur pertama, islam diserang lewat eksternal agama
islam, meliputi:
a.
Strategi politik
Kaum
kristen, sangat berupaya menguasai bumi dengan dasar Matthew 24:14 "This
gospel of the kingdom shall be preached in the whole world as a testimony to
all the nations, and then the end will come." Jelas bahwa mereka sama dengan kita, membuat seluruh manusia beriman
pada agama mereka.
Jalur politik mereka tempuh dengan membuat jaringan
politik dunia kristen, mengadopsi konsep khilafah islam, yang berpusat di
Vatikan untuk katolik. Persis dengan zaman Khalifah, dimana ibukota dunia islam
ada di Madinah dan selanjutnya Damaskus serta Cordova dan Baghdad. Dengan
menempatkan satu ibukota begini, segala kegiatan kristen seluruh bumi dikontrol
dan diketahui Paus, Khalifahnya mereka. Keren ya? Iya. Harusnya penguasa Islam
ada, sayang, mereka masih ribut-ribut soal hilal dan keharaman cacing tanah.
Dengan strategi ini, mereka menyusupkan missionaris
yang merangkap sebagai politisi, untuk disebar keseluruh dunia. Beda lho ya
dengan Freemason, ini kristen. Contoh nyatanya, di Indonesia sendiri dijelaskan
oleh tokoh mereka, Prof. Ngelow:
Peristiwa terpenting dalam
partisipasi politik Kristen
berkaitan dengan proses penyusunan
UUD menuju
Indonesia merdeka pada tahun 1945.
Dalam panitia
kecil PPKI untuk draft Pembukaan
UUD berhadaphadapan
kaum nasionalis sekuler dengan
nasionalis
Islam, yang masing-masing
memperjuangkan suatu
dasar negara, demokrasi sekuler
atau Islam.
Kesepakatan dicapai pada 22 Juni
1945 dalam
bentuk kompromi yang kemudian
dikenal sebagai
Piagam Jakarta. Menjelang UUD
disahkan fihak
pemuka Kristen (Protestan dan
Katolik) dari Indonesia
bagian Timur menyampaikan keberatan
dengan
ancaman separatis: menolak
bergabung dengan
NKRI jika tetap dipertahankan
sistim hukum dualistik
dalam konsep Pembukaan UUD itu.
Atas dukungan
fihak nasionalis dan persetujuan
pemuka-pemuka
Islam, mereka mengubah rumusan sila
Ketuhanan
dengan tujuh kata (kewajiban
menjalankan syariah
Islam bagi pemeluk-pemeluknya)
menjadi 3 kata
(Yang Maha Esa) dalam sila pertama
Pancasila.
Peristiwa itu menjadi tonggak
penting dalam sejarah
partisipasi politik Kristen. Selain
merupakan
penekanan pokok dalam
gagasan-gagasan politik
Kristen mengenai pluralitas dan
kebebasan
beragama, perumusan ulang Pembukaan
itu menjadi acuan
komitmen politik Kristen: menentang
Islamisasi ideologi dan
sistem politik nasional. Alasan
dasarnya adalah anti
diskriminasi dan demi penegakan
negara kesatuan yang
demokratis.
Pembentukan Partai Kristen
Indonesia (Parkindo) pada tahun
1945 merupakan kelanjutan
gagasan-gagasan pembentukan
suatu partai Kristen menuju
Indonesia merdeka yang dibahas
dalam Konperensi Perhimpunan
Zending di Karangpandan,
Solo, bulan Oktober tahun 1941,
setelah kegagalan partaipartai
Kristen pribumi yang memisahkan
diri dari CSP (PKC,
CAV, PKMI). Ketika itu Amir
Sjarifuddin mengarahkan supaya
kalangan Kristen Indonesia turut
berpartisipasi dalam gerakan
nasionalisme dengan visi dan
ideologinya sendiri, walaupun
Amir tidak antusias mendukung
pembentukan suatu partai
politik Kristen. Parkindo pada
awalnya terutama memobilisasi
dukungan umat Kristen dan
gereja-gereja terhadap
kemerdekaan Indonesia.
Gile
benerrrrr??? Itu udah sejauh itu? iya. Disaat yang sama, orang islam
bunuh-bunuhan, Soekarno VS Kartosuwiryo.
b.
Strategi ekonomi
Mereka
memang tidak semencolok islam yang memiliki syariat zakat. Tetapi, modal yang
masuk kegereja jauh lebih dahsyat alokasinya. Berapa kali kita dengar kas
masjid berkisar 20 hingga 100 juta, sementara kanan-kiri rumah bahkan tak punya
Al-qur’an terjemah, saat gereja memberi mie satu kardus, diserukan bahwa itu
kristenisasi, padahal masjidnya tidak peduli orang islam.
#edisi
frontal.
Dana
mereka, dikumpulkan dengan loyalitas tak terkira, dan datanya tidak dilaporkan
pada ummat secara langsung, melainkan dikomparasi dengan dewan gereja yang
lebih tinggi, sehingga diketahui aset gereja se-dunia. Disamping itu, berapa
banyak orang-orang kaya diseluruh dunia yang berasal dari kristen, dan secara
loyal memberikan kekayaannya di jalan kristen? Harus diakui, alokasi dana
mereka sangat tepat sasaran dan ideal.
Anda
tentu paham, banyak diantara umat islam yang terpencil dan miskin. Disini,
mereka menjadikan umpan uang atau pengobatan gratis dengan iming-iming
luarbiasa. Sementara di tempat lain, kas masjid hanya dihamburkan untuk
perayaan-perayaan yang masih diperdebatkan kebid’ahannya. Saatnya anak-anak
manajemen keuangan berdakwah, dan menetapkan skala prioritas untuk alokasi kas
masjid.
c.
Strategi sosial budaya
Pernah
dengar Gereja Batak Kristen? Himpunan Gereja Jawa? Iya.
Pernah
dengar Masjid Batak? Persatuan Islam Betawi? Enggak. Oke, bukan itu masalahnya.
Data
yang saya paparkan diatas, mengenai kejelian gereja mendata berapa etnik,
menyimpan beberapa rahasia. Bukankah qur’an sendiri bilang, ia turun dalam
bahasa Arab, agar dipahami umat? Dalam tingkat lanjut, Rasulullah mengharuskan
da’i bersikap lembut dan berbicara dengan bahasa umat, bukan dengan bahasa
arab. Islamisasi beda lho dengan arabisasi, #ups.
Para
misionaris sangat cerdas dalam urusan menaklukan sebuah komunitas suku yang
spesifik, sehingga suku targetnya merasa mereka dekat dengan sang misionaris.
Bahkan upaya mereka sampai dengan menerjemahkan Bible kedalam bahasa yang hanya
dipakai oleh seribuan orang. Inilah penghargaan mereka terhadap agama sendiri,
dan para pengikutnya.
Pada
taraf strategi ini, tak jarang mereka menyamar dan menyaru ke pemukiman
penduduk dan memikat mereka dengan tutur kata yang baik serta pencerdasan,
seperti guru yang ditempatkan di daerah pedalaman yang masyarakatnya tak bisa
membaca.
Tak
jarang juga, mereka menyamarkan ajaran mereka dengan menggunakan ciri yang sama
dengan islam, bahasa Arab. Nah, disini, kasus yang nyata pernah saya temukan di
pulau seribu, dimana teks shalawat diganti menjadi ayat-ayat bible. Kalau saya
masuk kedalam sebuah gereja saat ibadah, saya merasa sedang dibina oleh pendeta
yang kalau berkhotbah mirip sekali dengan mario teguh. Bagaimana dengan Imam
masjid anda? Bisa dipastikan, mayoritas imam kita: tua, suaranya agak sumbang,
galak dengan anak-anak, kalau jum’atan khutbahnya diulang dari minggu lalu.
Terus jama’ahnya ngantuk, dia tetap bicara sambil lihat langit-langit masjid.
Sebagian lho ya, bukan semua imam. Padahal kalau suaranya bagus, Umar Ibn
Khattab yang sangar saja menangis mendengar resitasi Al-qur’an.
Berdasarkan
pendataan Joshua Project, di Indonesia terdapat 754 suku bangsa dan sekitar
seribuan bahasa. Mereka memanfaatkan ini untuk masuk, dengan misi sederhana dan penyamaran, seperti:
mengajari mereka bahasa Indonesia,membawa teknologi kesana, atau mengajari
mereka bercocok tanam, tentu dengan dibiayai gereja. Beda ya sama kita, da’i
sibuk main-main proposal ke DPR. Dari sini, kegiatan mereka dikontrol dan
dipantau. Sejauh mana keberhasilan, dan misi utamanya adalah: mendirikan gereja.
d.
Strategi rekayasa media
Ini
yang paling kacau, mereka menumpangi media besar. Setelah sebelumnya membeli
saham-saham media, mereka mengikis habis islam. Caranya. Ingat nggak dulu waktu
kecil, ada tulisan di RCTI tiap waktu shalat selain maghrib: “SAATNYA ASHAR
BAGI UMAT MUSLIM”, “SAATNYA SHALAT DHUHUR BAGI JAKARTA DAN SEKITARNYA” .
sekarang, tidak ada lagi. Ini upaya pelemahan, muslim dibuat lalai dengan
tontonan-tontonan. Di sisi lain, ada juga upaya liberalisasi, yang meskipun
mereka juga tidak setuju, tetapi efeksampingnya menguntungkan mereka dalam
artian umat islam menjadi lemah dan tidak memiliki pertahanan lagi.
Banyak
sekali tontonan yang nuansanya natal, valentine, dan santa. Itu semua karena
mereka memiliki daya juang luarbiasa. Coba anda bayangkan, betapa kerennya jika
film Umar Ibn Khattab ditayangkan primetime dengan kualitas video sebaik
Stigmata? Betapa banyak adik kita lebih familiar dengan nama Santa Claus,
Mary,dibandingkan dengan Utsman Ibn Affan yang pemurah, atau Ibnu Qayyim sang
Tabib Cinta. Coba anda bayangkan lagi betapa kerennya, andai peristiwa besar
islam difilmkan sehingga anak-anak lebih akrab dan mampu meneladani hikmahnya;
lihat saja. di sisi lain, strategi ini, dengan film-film, ajaran kristen tampak
keren dan bergengsi. Lihat, negara kristen identik dengan negara maju, sedang
kalau islam bikin film, identik dengan menye-menye dan murahan. Ini membuat
image islam di kalangan pemeluknya sendiri jatuh dan betapa banyak orang bangga
menyebut-nyebut istilah Yunani atau Ibrani, lalu malu jika menggunakan
istilah-istilah islam, betapa banyak mereka yang akhirnya malu menggunakan
hijab lebar karena identik dengan teroris? Betapa banyak yang akhirnya merasa
malu menenteng al-qur’an kemanapun ia pergi?
Zaman
sekarang ini, anda punya akun fesbuk? Tidak? Kasihan. Kalau punya, di-add ya
akun Amar Ar-Risalah J
Kalau
anda iseng (saya tidak menyarankan, iman anda bisa goyah!) coba cari grup FB dengan kata kunci ‘Debat”, “Kristen”, atau
Islam. Anda akan menemui sekitar 5000 grup yang isinya propaganda kristen.
Mereka menggiring orang-orang awam yang kurang baca buku, ngajinya bolos mulu,
tapi sering online dan mengajak debat. Tentu, orang yang tidak memiliki ilmu
bahasa dan kesabaran tinggi akan terpancing. Betapa banyak orang-orang yang
akhirnya goyah.
Satu
hal yang cukup unik, ada sebuah akun, Transformasi Indonesia. Ini adalah akun
ofisial dari seorang atau kelompok misionaris, yang paling gencar. Pada
dasarnya, debat-debat seperti ini baiknya dihindari saja, karena kerap berujung
pada hujat menghujat, terkecuali anda sudah dewa dan betah online. Meski ada
upaya counter dari grup-grup yang dikelola islam, ini tidak seefektif kristen,
karena mereka didukung di dunia nyata melalui jaringan gereja.
Seluruh strategi diatas
tentu dilengkapi dengan rencana-rencana kecil namun taktis, seperti penyusupan,
penyamaran, dan pembuatan isu-isu yang dianggap remeh oleh umat, namun efeknya
dahsyat.
Sisi paling penting
dari pemahaman terhadap kristenisasi, setelah kita mengetahui daya serang
mereka, kita harus tahu titik lemah kita. Dari sisi internal islam, serangan
itu diarahkan kepada hal-hal yang mendasar hingga yang cabang. Mulai dari
Tauhid Uluhiyyah hingga masalah taharah. Semuanya. Mari kita persempit:
a.
Aspek Ketuhanan dan Tauhid dalam islam
Perbedaan
mendasar kita dengan mereka, adalah bagaimana cara memahami hakikat Allah
sebagai Ilah. Mereka akan mempermasalahkan sifat pengampunan dan penebusan,
ketika mereka berdosa, mereka akan merasa diampuni karena Jesus disalib untuk
menebus dosa manusia, sedangkan kita tidak, semua berjalan dengan ikhtiar
mandiri manusia. pada taraf lain, mereka akan mempermasalahkan faktor
sosiokultural ketika Allah disamakan dengan Hubal, dewa bulan yang diyakini
berhalanya masih disembah di dalam ka’bah oleh umat islam, nanti akan saya
paparkan pertanyaannya. Misalnya, kenapa al-Ikhlas menggunakan dhamir Hu untuk
menyebut Allah? Apakah Allah lelaki? Padahal Yesus juga lelaki lho.
- b. Aspek Muhammad sebagai Rasul Allah
Ini
bisa kita bagi lagi, secara pribadi ketokohan Muhammad, dan ramalan yang
diyakini ada dalam Bible tentang diutusnya beliau sebagai Rasul. Biasanya,
serangan itu masuk dari banyaknya istri Rasul dan pernikahannya dengan Umahatul
Mukminin Aisyah, yang masih berusia 9 tahun. Juga, islam dikatakan berasal dari
ambisi politik Muhammad. Biasa yang muncul adalah tuduhan pedofil. Berikut ini
saya kutipkan juga model tuduhannya:
Apakah
Muhammad Dapat Membela Umatnya (Shalawat)
Walau non-Muslim, kami diwajibkan
mengikuti pelajaran agama Islam. Satu hari guru agama menjelaskan, ketika
seorang Muslim meninggal dan dimasukkan ke liang lahat, maka akan datang
malaikat mengajukan beberapa pertanyaan. Bila tidak dapat menjawab pertanyaan
dari Malaikat, maka yang bersangkutan akan mengalami siksaan.
Saat itu, saya sangat takut
mendengar kematian. Saya berusaha menghafal daftar pertanyaan yang menurut guru
kami akan ditanyakan malaikat kelak bila meninggal.
Takut Menghadapi Kematian
Kematian adalah sesuatu yang pasti.
Setiap mahkluk hidup, suatu saat akan tiba pada kematian. Sayangnya, tidak
sedikit umat beragama yang takut menghadapi kematian.
Adakah nabi umat Muslim juga
mempunyai perasaan yang sama, sebagaimana ketakutan yang dirasakan oleh umat
beragama umumnya tentang kematian? Itukah sebabnya Al-Quran menulis ayat
berikut? "Aku bukanlah rasul yang pertama diantara rasul-rasul dan
aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak (pula)
terhadapmu…"(Qs 46: 9).
Ketakutan nabi umat Muslim semakin
terlihat jelas, dengan doa shalawat yang dibutuhkannya.“Sesungguhnya Allah
dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman,
bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya” (Qs
33:56).
Milyaran umat Muslim di dunia
diwajibkan mengucapkan "Assalamu
’alaika ayyuhan Nabi" (semoga keselamatan tercurah kepadamu hai
Nabi) setiap sholat. Mengapa? Apakah karena nabi
mereka belum selamat?
Orang Percaya Tidak Takut Mati
Saat duduk dibangku SD dan
mendengar pengajaran dari guru agama, ada ketakutan dalam diri saya akan
kematian. Namun setelah saya mengalami jamahan dari Tuhan dan menerima keselamatan
serta hidup kekal dalam Isa Al-Masih, ketakutan itu hilang.
Sekarang saya dan milyaran umat
percaya di dunia, tidak takut akan kematian. Sebab kami telah menerima hidup
kekal dari Isa Al-Masih. “Karena jikalau kita percaya, bahwa
Yesus [Isa Al-Masih]telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya
juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus [Isa
Al-Masih] akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia” (Injil,
Surat 1 Tesalonika 4:14).
Pemberi Jaminan Keselamatan
Sebagai manusia berdosa, wajar bila
ada ketakutan akan kematian. Sebab firman Allah berkata, “upah dosa
adalah maut” (Injil, Surat Roma 6:23). Maka setiap dosa, besar kecil
harus mendapat ganjarannya.
Dengan apakah dosa dapat diampuni?
Apakah amal ibadah cukup ampuh untuk menghapus setiap dosa? Apakah Allah
bersedia “disogok” dengan amal ibadah, agar Dia bersedia mengampuni dosa-dosa
kita? Jawababnya 'Tidak!' Amal ibadah tidak cukup ampuh untuk
menghapus setiap dosa.
Hanya ada satu Penolong yang mampu
memberi keselamatan bagi setiap orang. Penolong itu adalah Kalimat Allah. Dia
berasal dari Allah, Dia adalah suci, sama halnya dengan Allah. Itulah sebabnya,
Dia mampu mengampuni setiap dosa dan membawa setiap orang yang mau
mempercayai-Nya kepada Allah.
Injil Allah berkata, “Dan
keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia [Isa
Al-Masih], sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan
kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan" (Injil,
Surat Para Rasul 4:12).
Hanya Isa Al-Masih Pemberi
Syafaat
Hanya Isa Al-Masih satu-satunya
Pribadi yang dapat memberi jaminan keselamatan. Dia satu-satunya yang dapat
membela umat-Nya. Dia tidak membutuhkan doa shalawat dari siapapun. Sebaliknya,
Dia akan memberi syafaat bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya.
Melalui Dia, setiap orang akan
menerima Kebenaran dari Allah, Hidup kekal dari Allah, dan sampai pada Allah.
Isa bersabda: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada
seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Injil,
Rasul Besar Yohanes 14:6).
Pertanyaan untuk kita renungkan: Bila ada satu Pribadi yang dapat
menjamin keselamatan sorgawi kita, apakah kita akan lebih mengikuti pribadi
lain yang keselamatannya sendiripun belum pasti?
Kalau
mau dibantah, sebetulnya mudah (gaya lu, Mar, wkwkwk) ini hanya karena ketidak
tahuan mereka mengenai esensi shalawat, syafaat, dan konsep pertanyaan qubur.
Lagipula, Allah juga sudah memberi jaminan surga bagi siapa saja yang beriman
dan bertaqwa. Bukan karena amalnya, tapi karena Rahmat Allah, kata Rasul pada lain
kesempatan.
c.
Keaslian ajaran islam dan al-qur’anul
kariim.
Mengenai
ini, diuraikan panjang lebar oleh Muhammad Rasyid Ridha, bahwa Muhammad
menyusun ajaran islam berdasarkan wawancara dan kuliah dengan pak dosen
Buhaira’ dan Waraqah Ibn Naufal. Nah lho, hehehe....
Alqur’an
juga tidak luput. Anda tahu Mushaf Ibnu Mas’ud? Tahu ilmu filologi? Tahu
kodifikasi? Ilmu-ilmu skriptografi dan sejarah Al-Quran?
Enggak?
Ini
nih, perlu diupgrade..
Nanti
ya, di tulisan lain saya jelaskannya J
Mushaf
Utsmani yang disusun oleh tim Zaid Ibn Tsabit, berasal dari komparasi antara
hafalan dan naskah (ingat, Rasul selalu bilang “tuliskan ayat ini di sini, dan
seterusnya ketika wahyu turun, dengan demikian ada bukti tertulis bahwa sebuah
ayat dinyatakan eksis) ada beberapa ayat yang dieliminiasi, dengan keyakinan
bahwa ayat itu bukan wahyu. Demikian pula nasikh dan mansukhnya. Apaan tuh mar?
Anak
KAMMI nggak tau nasikh mansukh... bete dah gua.
Nasikh
mansukh itu “penghapusan hukum, bacaan ayat, atau keduanya dengan ayat lain
dalam al-qur’an berdasarkan urutan turun dan sebab-sebab yang Allah gariskan”. Ketika
mushaf Utsmani itu dilegalkan, semua mushaf yang beredar dibakar. Hingga kini,
tersisa satu jenis tulisan saja, itulah mushaf Utsmani. Tetapi, ada beberapa
sahabi yang ternyata punya mushaf, misalnya, Miqdad Ibn Aswad, Ibn Mas’ud, dan
Ibn Abbas. Mereka adalah sahabat-sahabat utama, celakanya, mushaf-mushaf itu
memiliki banyak perbedaan, misalnya tidak mencantumkan beberapa surat, berbeda
dalam urutan surat, dan ada surat-surat yang tidak ada dalam Mushaf Utsmani.
Anda banyak-banyak baca buku ya, cari dah sejarah qur’an, dan ayo sama-sama
buktikan, bahwa qur’an itu asli.
Belakangan
ini para misionaris menemukan sebuah manuskrip abad ketujuh, Manuskrip Shanaa,
yang ternyata berisi ayat-ayat Al-qur’an, dan secara ekstrem berbeda dengan
mushaf Utsmani. Hayo, apakah ada jawabannya bagi perbedaan ini? saya sudah tahu
jawabannya. Nanti saja kalau ada kesempatan lebih.
Amar
bikin penasaran!
Iya
lah, kalau nggak gitu, kapan lu penasaran sama agama sendiri?
Sumber
fitnah lain adalah terkait qiraat-qiraat dan perbedaannya, serta mengenai
hadits tujuh huruf. “Apaan tuh qira’at?” Anda nggak tahu?? Ampun dah.
Begini.
Qira’at, adalah cara membaca qur’an. Dulu aksara arab itu plontos dan bahkan sulit
dibedakan antara sin dengan ba’. Oleh karena itu, salah baca demikian ada.
Namun qiraat dari sebab ini dinyatakan batil, sebab yang benar adalah, rasul
ternyata pernah mendengar beberapa qiraat dan menyatakan semuanya benar.
Yang
paling nyata adalah:
Bacaan
alfatihah ayat 7:
Shiraatal
ladzina ‘alaiHIM
Shiraatal
ladzina ‘alaiHUM
ayat
hukum batalnya wudhu jika menyentuh perempuan:
au
laamastum
au
lamastum
mudahnya,
saya kutipkan lagi dari brosur yang mereka keluarkan:
Ibn Mas’ud sering di-stigmatisasi
oleh pakar Islam sekarang ini sebagai orang yang emosionil dan banyak ber-ulah.
Tetapi jangan lupa, ia yang polos dan berwatak lugas itu tentu layak beremosi
ketika ia dizalimi secara kotor. Orang seperti Ibn Mas’ud tidak akan “ber-ulah”
sembarangan. Ia adalah sosok yang dikenal sangat serius, kritis, dengan integritas
yang tidak menjilat. Ia adalah salah satu Sahabat Nabi yang paling awal memeluk
Islam dan berhubungan sangat dekat dengan Nabi dan keluarganya. HR al-Bukhari
meriwayatkan bahwa ibn Mas’ud dan ibunya bebas keluar-masuk rumah Rasulullah
SAW, bahkan diizinkan untuk mendengarkan pembicaraan rahasia keluarga Nabi,
sekalipun istrinya tidak mengenakan hijab (HR.Muslim).
Ibn Hisyam dalam bukunya
“Life of Muhammad” melaporkan bahwa
ia adalah Muslim pertama yang membacakan bagian dari ayat-ayat Al-Quran secara
lantang dan terbuka kepada kaum Quraisy yang melemparinya dengan batu. Dia pula
yang menjadikan dirinya algojo bagi pemenggalan kepala Abu Jahl demi Nabinya.
Huzaifah bin al-Yaman (sahabat dari kaum Ansar) sampai memberi testimony
tentang akhlak dan perilakunya yang mirip Rasulullah yang diteladaninya:
“Aku
tidak pernah melihat seseorang yang kekhusyukan dan perilakunya lebih dekat
dengan Rasulullah SAW dibanding Ibnu Mas’ud”.
Selain dari itu, ia pulalah yang
paling dipuji dalam hal pengajian dan otoritas keilmuan Al-Quran oleh Nabi
sendiri:
“Belajarlah
mengaji Quran dari 4 orang: dari Abdullah bin Mas’ud – beliau memulai dengan nama ini – Salim, ex-budak merdeka dari Abu Hudhaifah,
Mu’adh bin Jabal, dan Ubay bin Ka’b.” (Sahih al-Bukhari, V, pp.96-97).
Perhatikan bahwa anak kalimat yang
digaris bawahi itu adalah komentar dari perawi terkenal Masruq. Itu menunjukkan bahwa diantara orangorang Muslim pada
masa itu, Ibn Mas’ud dianggap sebagai sosok yang otoritasnya paling terkemuka
dalam hal Quran.
Ia diakui sebagai fakih dan hafiz,
guru dan qadi bagi penduduk Kufah. Ia senantiasa menyertai Nabi dalam bepergian
dan tidak absen dalam banyak peristiwa yang kritis. Ia turut dalam sejumlah
peperangan bersama sama dengan Nabi (perang Badr, Uhud, Khandaq), dan ikut sumpah
setia Baiat ar-Ridwan dilembah Hudaibiyah, tahun 6 H. Dengan demikian ketika
wahyu-wahyu turun kepada Nabi yang memang tidak mengenal tempat dan waktu
khusus, maka Ibn Mas’ud lah orang yang paling sempat dan mampu mencatatnya
secara benar. Itu sebabnya beliau berani bersumpah:
“Demi
Allah, tidak ada satu ayatpun dari Al- Quran tanpa kuketahui latar belakang
diturunkannya ayat tersebut. Tidak ada seorang-pun yang lebih mengetahui
tentang Kitabullah dibanding aku. Meskipun begitu, aku bukanlah orang yang
terbaik diantara kalian”. (HR.Ahmad
bin Hanbal).
Dia mengklaim mengetahui semua latar
belakang diturunkan setiap ayat yang dicatatnya! Itu sebabnya dia berani
menolak surat 113 dan 114 sebagai wahyu, karena latar belakang kedua surat
tersebut diketahuinya sebagai sebentuk doa yang dipanjatkan Nabi untuk
mendapatkan perlindungan Ilahi bagi kedua cucunya, Hasan dan Husen. Tidak
berkata sembarangan, Ibn Mas’ud dan memang hanya dia-lah yang sudah membuktikan
otoritasnya dalam satu acara khusus dimana ia mendemontrasikan mengaji
(tekstual) hingga lebih dari 70 Surat, dimana Nabi sendiri hadir, dan tidak ada
seorangpun diantara hadirin yang menyalahkan pengajiannya (Sahih Muslim, vol 4,
p.1312 ). Itu sedikitnya berarti bahwa kumpulan 70 surat tersebut adalah kanonik,
shahih dihadapan Nabi dan proven
bacaannya dihadapan publik! Dialah, dan bukan Zayd, Utsman, dll yang
berani berkata apa seadanya:
“Saya
mendapatkan langsung dari Rasulullah 70 surat ketika Zayd masih remaja
kanak-kanak. Apakah kini saya harus membuang apa yang saya peroleh langsung
dari Rasulullah?” (Ibn
Abi Dawud, Kitab al-Masahif, p. 15).
Jadi kenapa kelak Zayd dan Utsman
tidak sedikitpun merujukkan ke-70 Surat kanonik tersebut ketika mereka berusaha
membukukan Quran? Atau sedikitnya menyertakan pemiliknya duduk dalam Panitya
Pembukuan Quran? Atau paling tidak menjadikannya “tempat berkonsultasi”,
jikalau Muhammad sendiripun sempat diperintahkan Allah untuk berkonsultasi kepada
pembaca pembaca kitab Taurat dan Injil ketika beliau ada keraguan atau ketidak
tahuan? (Qs.10:94;16:43). Mengingat kapasitas Ibn Mas’ud ini, dan fakta bahwa
jumlah surat dan ayat yang diturunkan di Mekah -- dengan volume hampir 70 %
dari total wahyu -- adalah jauh lebih besar dari pada yang diturunkan di
Medinah, jelaslah bahwa keabsahan mushaf Ibnu Mas’ud menjadi paling berwibawa. Tidak ada orang
yang bisa membantah (kecuali menyembunyikan saja) bahwa dialah salah satu
otoritas terbesar dalam al-Quran, dan tanpa tandingan untuk surat-surat
Makkiyah!
Khalifah Umar bin al-Khattab dalam
suratnya kepada penduduk Kufa secara konsekwen mengkonfirmasi-kan keteladanan
dan ilmunya:
“Demi
Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia, sesungguhnya aku mengutamakan
Abdullah
bin Mas’ud atas diriku. Maka tuntutlah ilmu darinya.”
Sebagai tambahan, Ibnu Mas’ud ini
bukan hanya di-qualified oleh Nabi, melainkan juga oleh Jibril menurut
tradisi. Ia dikatakan turut hadir ketika Muhammad sedang me-review Al-Quran dengan Jibril setiap
tahun; dan bahwa dialah yang telah berhasil mengumpulkan 90 Surat. (Ibnu
Sa’d, Kitab al-Tabaqat al-Kabir, vol.2, p 441, 457). Maka ketika ia masih menyaksikan
kedua surat 113 dan 114 hadir sebagai bagian mushaf Utsmani, iapun berkata:
“Jangan
menulis kedalam Quran apa yang bukan bagiannya!”
Bagaimana dengan Surat Al-Fatihah
itu sendiri?
Seperti yang disebutkan diatas dan
yang sudah diketahui luas, Surat Pembukaan ini -- berdasarkan latar belakang
wahyu yang diturunkan –ternyata tidak dimasukkan oleh Ibn Mas’ud dalam koleksi
mushafnya. Surat yang paling diagungkan Islam ini justru tidak punya silsilah
kapan dan dimana ia diturunkan Allah kepada Muhammad, atau diturunkan setelah
surat yang mana juga tidak diketahui dengan pasti!
Ada pakar yang berspekulasi bahwa
surat ini termasuk surat Makkiyah, tetapi ada yang mengakuinya sebagai surat
Madaniyah. (lihat pelbagai ensiklopedi Islam, atau Muqaddimah Terjemah Quran
oleh Moh. Rifai). Ibn al-Hassar secara kuat memastikan 20 surat Madaniyah dan
82 surat Makkiyah, dan menyisakan 12 surat yang dipertentangkan makki-madaninya, dimana salah satunya
adalah surat al_Fatihah! (lihat al-Itqan I/44-45). Malahan ada yang meyakini
surat itu diturunkan dikedua tempat tersebut. Sedangkan sejumlah ulama termasuk
Syeik Allamah Thabathabai malahan mengatakan surat istimewa itu telah
diturunkan berulang-ulang, ya di
Mekah, ya di Medinah, menjadikan Jibril hampir tak ada kerjaan lain
kecuali mengurusi Surat ajaib ini berulang-ulang!
Muslim awam akan kaget mendapati
kenyataan ini. Sebab bukankah Surat yang bernama Al-Fatihah sudah menunjukkan
bahwa ia harus ditempatkan sebagai Surat
Pembukaan (al-Fatihah), jadi, ya seharusnya ia merupakan surat awal
Makkiyah! Lagi-lagi ini kekeliruan menyusuli kekeliruan! Si penyanggah ini lupa
bertanya, “Siapakah yang memberi nama “al-Fatihah” dan siapa yang menempatkan
surat tersebut?” Hanya apabila Allah yang memberi nama dan penempatan lewat
wahyuNya, maka ia mempunyai legitimasi ilahi sebagai Pembuka Al-Quran
yang sesungguhnya, dan bukan sempalan manusia. Tetapi dimanapun dalam Quran,
Muhammad tidak pernah menamakan judul bagi
surat-surat-nya, melainkan hanya disebut nama generiknya saja sebagai “sebuah surat“, atau “suatu surat”
(Qs.2:23, 9:86, 24:1 dst). Surat-surat ini dalam sejarah awal Islam, dirujuk
dengan pelbagai nama yang beragam, sebagiannya telah dibuang, dan baru muncul
pembakuan judul suratsurat yang membuktikan bahwa itu semua adalah penjudulan manusia. ..
dan
lainnya. Ini semua yang menghasilkan perbedaan fiqih,dan juga banyak umat islam
menjadi berbenturan satu dengan lainnya. Padahal, ini termasuk rahmat Allah
buat kita. Ini bisa kita jawab dengan merujuk pada sejarah al-qur’an
berdasarkan kajian studi naskah dan persyaratan bagaimana sebuah mushaf,
qiraat, dan ayat dinyatakan shahih oleh otoritas Utsman Ibn Affan dan Panitia
Zaid.
e.
Aspek hukum islam dan penerapannya
Yang
paling parah adalah identifikasi islam sebagai agama perang. Ayat “bunuhlah
kaum musyrik itu dimanapun mereka berada” memang secara harfiah tampak
mengerikan. Padahal, bila ditilik dari sababun nuzulnya, ayat ini merupakan
pernyataan politik antara Negara Madinah dengan Negara Kafir. Lagi pula,
kebanyakan perang zaman ini disebabkan oleh rekayasa intelijen zionis, dan
bukannya kristen tidak tahu; tetapi mereka memang senang dengan hancurnya
islam.
Nabi
berperang seumur hidupnya 17 atau 18 kali. Dan ini disebut oleh umat kristen
sebagai haus darah, padahal dalam kitab mereka, banyak juga nabi yang
berperang, Musa, Daud, Sulaiman. Dan lain-lain.untuk menjawab pertanyaan ini,
di lain waktu saja ya, hehehe J
Di
tempat lain, banyak negara-negara islam memang bersikap kasar dan tidak
moderat. Lihat saja Bashar, atau era perang Irak-Iran. Di sisi lain, lihat
bagaimana Soeharto membantai rakyatnya sendiri. Ini menjauhkan fakta bahwa
islam adalah agama cinta, agama yang menjunjung tinggi kemanusiaan.
Ini
saya kutipkan pemahaman mereka yang campur aduk, antara islam yang asli dengan
politik:
Adakah Sekolah Saudi Mengajarkan Kekerasan?
on 18 April 2012.
Perkembangan anak sejak dini dapat
mempengaruhi karakternya setelah dewasa. Disebut sebagai Perkembangan Emosi.
Meliputi bagaimana kemampuan anak untuk mencintai, merasa nyaman, berani,
gembira, takut, marah serta bentuk-bentuk emosi lainnya. Hal ini sangat
dipengaruhi oleh interaksi anak dengan orang-tua dan orang-orang di sekitar
termasuk di sekolah.
Emosi yang berkembang akan sesuai
dengan impuls emosi yang diterimanya. Misalnya, jika anak mendapat
kasih-sayang, mereka akan belajar untuk menyayangi. Sebaliknya, bila anak
mendapat perlakuan kasar, mereka juga akan menerapkan hal yang sama pada orang
lain.
Sekolah Mengajarkan Hal Ekstrim
Baru-baru ini media Fox News.com menulis “Pengajaran Ekstrimis Masih Ada di Buku
Pelajaran Arab Saudi Walaupun Ada Pernyataan Reformasi.” Lebih
lanjut dikatakan, dalam sebuah buku pelajaran SMA kelas 2, para siswa diajarkan
pelajaran biadab. Para siswa diperlihatkan bagaimana memotong tangan dan kaki
seorang pencuri.
Sedangkan untuk siswa SMA kelas 1,
diajarkan membunuh orang Yahudi itu penting. Kutipan dari buku itu
berkata, “Saat penghakiman tidak
akan tiba sampai umat Muslim berperang dan membunuh semua orang Yahudi. Ada
seorang Yahudi di belakang saya, datang dan bunuhlah dia.”
Adakah Islam Mengajarkan Kekerasan
Sejak Dini?
Memang tidak semua sekolah Islam
memberi pelajaran seperti di atas. Para orang-tua tentu keberatan bila anaknya
diajarkan hal-hal sadis demikian. Sayangnya, hal tersebut justru diajarkan oleh
lembaga pendidikan di negara yang disebut ‘Tanah Suci.’
Mungkinkah kekerasan merupakan
dasar ajaran Islam, sehingga perlu diajarkan sejak dini? Bila seorang murid
sudah diajarkan bagaimana memotong dan membunuh manusia, bukankah hal itu akan
membentuk mereka sebagai manusia yang sadis?
Islam Mengajarkan Perang dan
Membunuh
Memang kekerasan yang dilakukan
orang Islam, tidak sepenuhnya menjadi tanggung-jawab pelaku. Latar belakang pendidikan
dan pergaulan juga merupakan salah satu faktor, mengapa dia bersedia
melakukannya.
Selain itu, pendidikan agama juga
faktor pendukung. Umumnya pelaku bom bunuh diri adalah orang-orang yang taat
beragama. Tidak mengherankan memang, sebab tidak sedikit ayat dalam Al-Quran
yang memotivasi umat Muslim untuk membunuh dan berperang. Bahkan sangat jelas
sekali perintah Al-Quran tentang hal itu. “Apabila sudah habis
bulan-bulan Haram maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu di mana saja kamu
jumpai mereka...” (Qs 9:5).
Kekerasan Aliran Islam
Di antara kekerasan yang dilakukan
Islam adalah bom bunuh diri di gereja GBIS, Solo. Yang terbaru adalah penyerangan
Pesantren Syiah di Sampang. Berawal dari pernyataan fatwa MUI lokal Sampang,
bahwa Syiah adalah sekte/aliran sesat karena telah keluar dari jalur Islam.
Menurut informasi yang ada,
pertikaian ini terjadi akibat salah faham antara aliran Sunni dan Syiah. Namun
apapun alasan penyerangan yang dilakukan oleh Sunni terhadap Syiah, secara
tidak langsung telah membuktikan bahwa Islam mengajarkan kekerasan. Ajaran yang
memperbolehkan menyerang dan membunuh sesama, telah ditekankan sejak duduk di
bangku sekolah.
Haruskah Hukum Kasih Diganti
Menjadi Kekerasan?
Inikah yang disebut sebagai ajaran
penyempurna? Ajaran yang telah mengganti hukum kasih dengan jihad dan
kekerasan. Haruskah kita memperlakukan sesama dengan kekerasan?
Isa Al-Masih memberi jawaban akan
hal itu, "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan
dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang
terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah:
Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah
tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." (Injil,
Rasul Besar Matius 22:38-40).
Terus
cara menjawabnya gimana, mar??
Mudah
saja, buat saja artikel tandingan yang menjawab tanpa menghujat. Atau, ubah
sistem politik kita. Beres.
f.
Arabisasi dan Islamisasi
Mereka
menggunakan sebuah dalil, bahwa alqur’an turun dalam bahasa arab, ini membuat
mereka menyamakan agama islam dengan agama arab. Padahal, anda saksikan
sendiri: betapa bahasa arab menjadi bahasa paling stabil sampai sekarang. Salah
kita juga sih, memaksakan memakai bahasa arab tidak pada tempatnya. Ini
indonesia bung! Hehehe.
Jujur
saja; ini penilaian saya pribadi. Beberapa kasus sering saya temukan, para da’i
tak bisa membedakan mana arabisasi mana islamisasi. Penggunaan surban memang
tidak salah, tetapi beberapa kultur tidak bisa menerima orang yang dianggap
berbeda dengan mereka, dan islam tegas melarang, bahwa ini adalah agama seluruh
alam, bukan agama orang Arab saja. ia menyejajarkan yang arab dan yang ajam.
Di
sisi lain, istilah-istilah Akhy, Antum, memang familiar di beberapa masyarakat,
misalnya betawi dan sebagian melayu. Tetapi, bagi masyarakat lain, ini telah
menyebabkan jurang yang lebar antara rakyat dengan da’i. Rakyat jadi asing
dengan islam. Ayolah teman, identitas kita adalah tauhid dan seterusnya. Dengan
kita berqur’an, beda dengan kita berbahasa arab. Yang jelas, saya mendukung
gerakan belajar bahasa arab. Ya iyalah, gimana mau paham isi qur’an coba, masak
mengandalkan terjemahan terus? Puantes aja umat islam sekarang lemah banget....
g.
Ajaran Islam vs Ajaran Kasih
Kristen
memang meninggikan kasihh sayang diantara mereka ini bahkan diakui Al-Quran.
Namun demikian, ajaran mereka dimansukh oleh Al-Qur’an dan kita dinyatakan sebagai
umat terakhir, secara keyakinan dan iman. Ketika kita dibenturkan bahwa Tuhan
adalah kasih, sayang sekali kita tak mampu menjawabnya. Kita hanya membayangkan
Allah adalah maha kuat lagi maha perkasa. Masalahnya, sedikit dari kita yang
menonjolkan sisi Ar-Rahman dan Rahiim, dalam pengejawantahan ajaran islam. Ini sih, salah kita sendiri. Lagi
pula, betapa banyak perang antar masjid, tawuran, dan perang atas nama jihad
terjadi, dan betapa damainya orang kristen di rumah sambil menonton tivi
tentang perang orang-orang islam.
Berbagai aspek yang
sudah saya paparkan diatas, sekiranya baru mencakup kulit-kulitnya saja dari
Kristologi dan Kristenisasi, anda harus mencari lagi kemungkinan-kemungkinan
serangan, dan membudayakan riset. Ini penting.
Anda akan saya ajak
mengenali metode cuci otak ala gereja. Sebetulnya, ini metode umum yang
diterapkan oleh hampir semua orang. Anda tentu pernah melukis. Anda bayangkan,
bahwa manusia adalah kanvas. Anda datang ingin melukisinya dengan sebuah agama.
Tetapi, ternyata ada sebuah gambar disana. Apa yang anda lakukan? Tentu
membersihkannya dulu dengan cat putih. Maksudnya, anda mengikisnya dulu, baru
anda lukis ulang.
Urutan pengerjaan
pemurtadan itu, sebagai berikut:
1.
Tahap persiapan
a. Pendataan
seluruh lapangan dakwah seluruh dunia
b. Pemetaan
berdasaran kontinen dan negara
c. Pemetaan
dengan mengabaikan batas administrasi, tetapi berbasis kultur
d. Pemetaan
persebaran agama di sebuah kultur
e. Persiapan
modal dana
f. Pengiriman
tim perintis (biasa menyamar menjadi turis, namun spesial)
g. Pencarian
kemungkinan pos-pos untuk didiami
2.
Tahap misi
a. Mulai
mengajak orang-orang yang dianggap berpengaruh
b. Sok
kenal dan sok moderat, terlihat toleran
c. Adapun
cara mereka mempengaruhi pola pikir, sebagai berikut:
i.
Dibuat goncang aqidahnya dengan pemutarbalikan
tafsir qur’an, utamanya soal ketuhanan seperti:
1. Adakah
jaminan anda masuk surga dengan penebusan dari Allah?
2. Muhammad
sudah masuk surga atau belum?
3. Alqur’an
membenarkan injil!
4. Isa
akan turun di hari Kiamat sebagai hakim, Muhammad tidak.
ii.
Dibiarkan bingung agak lama, dan
diberikan fakta-fakta negatif dunia islam sekarang, seperti:
1. Jaringan
NII
2. Umat
banyak yang miskin
3. Sekolah
islam tak punya misi
iii.
Setelah mereka bimbang, baru dimasukkan
pengaruh al-kitab, dengan sistematika rapi, tidak dimulai dari halal-haram
tetapi masalah ketuhanan Allah-Isa, misalnya, kesamaan tauhid Asma’ wa shifat
Allah dengan Yesus.
iv.
Dilakukan pembabtisan, dan diberikan
tunjangan dari gereja.
d. Orang
yang rawan menjadi sasaran mereka adalah:
i.
Orang fakir yang malas berpikir dan
tidak peduli agama
ii.
Orang kritis yang sedikit sekali
pemahamannya terhadap islam, dan mudah menelan isu-isu komando jihad
iii.
Orang liberal yang terbuka terhadap
agama lain, tetapi bodoh terhadap agama sendiri misalnya tak tahu cara tafsir
dan sababun nuzul.
3.
Tahap akhir misi
a. Mengumpulkan
sebanyak-banyaknya domba-domba yang digembalai, lalu mendirikan gereja dan
masuk kedalam siklus yang baru.
Dahsyat ya? Mana ada
masjid punya strategi macam ini. yang ada , dulu LDII sempat begini, sayang
sekali aqidah mereka tidak benar dan juga tidak ditiru oleh kalangan Ahlus
Sunnah wal Jama’ah yang pasif, seperti buih di ombak lautan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar