Senin, 09 September 2013

Menguak Strategi Kristenisasi Secara Ringkas

Baik, akan saya jelaskan melalui dua jalur. Jalur pertama, islam diserang lewat eksternal agama islam, meliputi:

a.       Strategi politik

Kaum kristen, sangat berupaya menguasai bumi dengan dasar Matthew 24:14 "This gospel of the kingdom shall be preached in the whole world as a testimony to all the nations, and then the end will come." Jelas bahwa mereka sama dengan kita, membuat seluruh manusia beriman pada agama mereka.

Jalur politik mereka tempuh dengan membuat jaringan politik dunia kristen, mengadopsi konsep khilafah islam, yang berpusat di Vatikan untuk katolik. Persis dengan zaman Khalifah, dimana ibukota dunia islam ada di Madinah dan selanjutnya Damaskus serta Cordova dan Baghdad. Dengan menempatkan satu ibukota begini, segala kegiatan kristen seluruh bumi dikontrol dan diketahui Paus, Khalifahnya mereka. Keren ya? Iya. Harusnya penguasa Islam ada, sayang, mereka masih ribut-ribut soal hilal dan keharaman cacing tanah.


Dengan strategi ini, mereka menyusupkan missionaris yang merangkap sebagai politisi, untuk disebar keseluruh dunia. Beda lho ya dengan Freemason, ini kristen. Contoh nyatanya, di Indonesia sendiri dijelaskan oleh tokoh mereka, Prof. Ngelow:

Peristiwa terpenting dalam partisipasi politik Kristen
berkaitan dengan proses penyusunan UUD menuju
Indonesia merdeka pada tahun 1945. Dalam panitia
kecil PPKI untuk draft Pembukaan UUD berhadaphadapan
kaum nasionalis sekuler dengan nasionalis
Islam, yang masing-masing memperjuangkan suatu
dasar negara, demokrasi sekuler atau Islam.

Kesepakatan dicapai pada 22 Juni 1945 dalam
bentuk kompromi yang kemudian dikenal sebagai
Piagam Jakarta. Menjelang UUD disahkan fihak
pemuka Kristen (Protestan dan Katolik) dari Indonesia
bagian Timur menyampaikan keberatan dengan
ancaman separatis: menolak bergabung dengan
NKRI jika tetap dipertahankan sistim hukum dualistik
dalam konsep Pembukaan UUD itu. Atas dukungan
fihak nasionalis dan persetujuan pemuka-pemuka
Islam, mereka mengubah rumusan sila Ketuhanan
dengan tujuh kata (kewajiban menjalankan syariah
Islam bagi pemeluk-pemeluknya) menjadi 3 kata
(Yang Maha Esa) dalam sila pertama Pancasila.

Peristiwa itu menjadi tonggak penting dalam sejarah
partisipasi politik Kristen. Selain merupakan
penekanan pokok dalam gagasan-gagasan politik
Kristen mengenai pluralitas dan kebebasan
beragama, perumusan ulang Pembukaan itu menjadi acuan
komitmen politik Kristen: menentang Islamisasi ideologi dan
sistem politik nasional. Alasan dasarnya adalah anti
diskriminasi dan demi penegakan negara kesatuan yang
demokratis.

Pembentukan Partai Kristen Indonesia (Parkindo) pada tahun
1945 merupakan kelanjutan gagasan-gagasan pembentukan
suatu partai Kristen menuju Indonesia merdeka yang dibahas
dalam Konperensi Perhimpunan Zending di Karangpandan,
Solo, bulan Oktober tahun 1941, setelah kegagalan partaipartai
Kristen pribumi yang memisahkan diri dari CSP (PKC,
CAV, PKMI). Ketika itu Amir Sjarifuddin mengarahkan supaya
kalangan Kristen Indonesia turut berpartisipasi dalam gerakan
nasionalisme dengan visi dan ideologinya sendiri, walaupun
Amir tidak antusias mendukung pembentukan suatu partai
politik Kristen. Parkindo pada awalnya terutama memobilisasi
dukungan umat Kristen dan gereja-gereja terhadap
kemerdekaan Indonesia.

Gile benerrrrr??? Itu udah sejauh itu? iya. Disaat yang sama, orang islam bunuh-bunuhan, Soekarno VS Kartosuwiryo.

b.      Strategi ekonomi
Mereka memang tidak semencolok islam yang memiliki syariat zakat. Tetapi, modal yang masuk kegereja jauh lebih dahsyat alokasinya. Berapa kali kita dengar kas masjid berkisar 20 hingga 100 juta, sementara kanan-kiri rumah bahkan tak punya Al-qur’an terjemah, saat gereja memberi mie satu kardus, diserukan bahwa itu kristenisasi, padahal masjidnya tidak peduli orang islam.
#edisi frontal.

Dana mereka, dikumpulkan dengan loyalitas tak terkira, dan datanya tidak dilaporkan pada ummat secara langsung, melainkan dikomparasi dengan dewan gereja yang lebih tinggi, sehingga diketahui aset gereja se-dunia. Disamping itu, berapa banyak orang-orang kaya diseluruh dunia yang berasal dari kristen, dan secara loyal memberikan kekayaannya di jalan kristen? Harus diakui, alokasi dana mereka sangat tepat sasaran dan ideal.

Anda tentu paham, banyak diantara umat islam yang terpencil dan miskin. Disini, mereka menjadikan umpan uang atau pengobatan gratis dengan iming-iming luarbiasa. Sementara di tempat lain, kas masjid hanya dihamburkan untuk perayaan-perayaan yang masih diperdebatkan kebid’ahannya. Saatnya anak-anak manajemen keuangan berdakwah, dan menetapkan skala prioritas untuk alokasi kas masjid.

c.       Strategi sosial budaya
Pernah dengar Gereja Batak Kristen? Himpunan Gereja Jawa? Iya.
Pernah dengar Masjid Batak? Persatuan Islam Betawi? Enggak. Oke, bukan itu masalahnya.

Data yang saya paparkan diatas, mengenai kejelian gereja mendata berapa etnik, menyimpan beberapa rahasia. Bukankah qur’an sendiri bilang, ia turun dalam bahasa Arab, agar dipahami umat? Dalam tingkat lanjut, Rasulullah mengharuskan da’i bersikap lembut dan berbicara dengan bahasa umat, bukan dengan bahasa arab. Islamisasi beda lho dengan arabisasi, #ups.
Para misionaris sangat cerdas dalam urusan menaklukan sebuah komunitas suku yang spesifik, sehingga suku targetnya merasa mereka dekat dengan sang misionaris. Bahkan upaya mereka sampai dengan menerjemahkan Bible kedalam bahasa yang hanya dipakai oleh seribuan orang. Inilah penghargaan mereka terhadap agama sendiri, dan para pengikutnya.

Pada taraf strategi ini, tak jarang mereka menyamar dan menyaru ke pemukiman penduduk dan memikat mereka dengan tutur kata yang baik serta pencerdasan, seperti guru yang ditempatkan di daerah pedalaman yang masyarakatnya tak bisa membaca.

Tak jarang juga, mereka menyamarkan ajaran mereka dengan menggunakan ciri yang sama dengan islam, bahasa Arab. Nah, disini, kasus yang nyata pernah saya temukan di pulau seribu, dimana teks shalawat diganti menjadi ayat-ayat bible. Kalau saya masuk kedalam sebuah gereja saat ibadah, saya merasa sedang dibina oleh pendeta yang kalau berkhotbah mirip sekali dengan mario teguh. Bagaimana dengan Imam masjid anda? Bisa dipastikan, mayoritas imam kita: tua, suaranya agak sumbang, galak dengan anak-anak, kalau jum’atan khutbahnya diulang dari minggu lalu. Terus jama’ahnya ngantuk, dia tetap bicara sambil lihat langit-langit masjid. Sebagian lho ya, bukan semua imam. Padahal kalau suaranya bagus, Umar Ibn Khattab yang sangar saja menangis mendengar resitasi Al-qur’an.

Berdasarkan pendataan Joshua Project, di Indonesia terdapat 754 suku bangsa dan sekitar seribuan bahasa. Mereka memanfaatkan ini untuk masuk, dengan  misi sederhana dan penyamaran, seperti: mengajari mereka bahasa Indonesia,membawa teknologi kesana, atau mengajari mereka bercocok tanam, tentu dengan dibiayai gereja. Beda ya sama kita, da’i sibuk main-main proposal ke DPR. Dari sini, kegiatan mereka dikontrol dan dipantau. Sejauh mana keberhasilan, dan misi utamanya adalah: mendirikan gereja.

d.      Strategi rekayasa media
Ini yang paling kacau, mereka menumpangi media besar. Setelah sebelumnya membeli saham-saham media, mereka mengikis habis islam. Caranya. Ingat nggak dulu waktu kecil, ada tulisan di RCTI tiap waktu shalat selain maghrib: “SAATNYA ASHAR BAGI UMAT MUSLIM”, “SAATNYA SHALAT DHUHUR BAGI JAKARTA DAN SEKITARNYA” . sekarang, tidak ada lagi. Ini upaya pelemahan, muslim dibuat lalai dengan tontonan-tontonan. Di sisi lain, ada juga upaya liberalisasi, yang meskipun mereka juga tidak setuju, tetapi efeksampingnya menguntungkan mereka dalam artian umat islam menjadi lemah dan tidak memiliki pertahanan lagi.

Banyak sekali tontonan yang nuansanya natal, valentine, dan santa. Itu semua karena mereka memiliki daya juang luarbiasa. Coba anda bayangkan, betapa kerennya jika film Umar Ibn Khattab ditayangkan primetime dengan kualitas video sebaik Stigmata? Betapa banyak adik kita lebih familiar dengan nama Santa Claus, Mary,dibandingkan dengan Utsman Ibn Affan yang pemurah, atau Ibnu Qayyim sang Tabib Cinta. Coba anda bayangkan lagi betapa kerennya, andai peristiwa besar islam difilmkan sehingga anak-anak lebih akrab dan mampu meneladani hikmahnya; lihat saja. di sisi lain, strategi ini, dengan film-film, ajaran kristen tampak keren dan bergengsi. Lihat, negara kristen identik dengan negara maju, sedang kalau islam bikin film, identik dengan menye-menye dan murahan. Ini membuat image islam di kalangan pemeluknya sendiri jatuh dan betapa banyak orang bangga menyebut-nyebut istilah Yunani atau Ibrani, lalu malu jika menggunakan istilah-istilah islam, betapa banyak mereka yang akhirnya malu menggunakan hijab lebar karena identik dengan teroris? Betapa banyak yang akhirnya merasa malu menenteng al-qur’an kemanapun ia pergi?

Zaman sekarang ini, anda punya akun fesbuk? Tidak? Kasihan. Kalau punya, di-add ya akun Amar Ar-Risalah J

Kalau anda iseng (saya tidak menyarankan, iman anda bisa goyah!) coba cari grup FB  dengan kata kunci ‘Debat”, “Kristen”, atau Islam. Anda akan menemui sekitar 5000 grup yang isinya propaganda kristen. Mereka menggiring orang-orang awam yang kurang baca buku, ngajinya bolos mulu, tapi sering online dan mengajak debat. Tentu, orang yang tidak memiliki ilmu bahasa dan kesabaran tinggi akan terpancing. Betapa banyak orang-orang yang akhirnya goyah.

Satu hal yang cukup unik, ada sebuah akun, Transformasi Indonesia. Ini adalah akun ofisial dari seorang atau kelompok misionaris, yang paling gencar. Pada dasarnya, debat-debat seperti ini baiknya dihindari saja, karena kerap berujung pada hujat menghujat, terkecuali anda sudah dewa dan betah online. Meski ada upaya counter dari grup-grup yang dikelola islam, ini tidak seefektif kristen, karena mereka didukung di dunia nyata melalui jaringan gereja.

Seluruh strategi diatas tentu dilengkapi dengan rencana-rencana kecil namun taktis, seperti penyusupan, penyamaran, dan pembuatan isu-isu yang dianggap remeh oleh umat, namun efeknya dahsyat.
Sisi paling penting dari pemahaman terhadap kristenisasi, setelah kita mengetahui daya serang mereka, kita harus tahu titik lemah kita. Dari sisi internal islam, serangan itu diarahkan kepada hal-hal yang mendasar hingga yang cabang. Mulai dari Tauhid Uluhiyyah hingga masalah taharah. Semuanya. Mari kita persempit:
a.       Aspek Ketuhanan dan Tauhid dalam islam
Perbedaan mendasar kita dengan mereka, adalah bagaimana cara memahami hakikat Allah sebagai Ilah. Mereka akan mempermasalahkan sifat pengampunan dan penebusan, ketika mereka berdosa, mereka akan merasa diampuni karena Jesus disalib untuk menebus dosa manusia, sedangkan kita tidak, semua berjalan dengan ikhtiar mandiri manusia. pada taraf lain, mereka akan mempermasalahkan faktor sosiokultural ketika Allah disamakan dengan Hubal, dewa bulan yang diyakini berhalanya masih disembah di dalam ka’bah oleh umat islam, nanti akan saya paparkan pertanyaannya. Misalnya, kenapa al-Ikhlas menggunakan dhamir Hu untuk menyebut Allah? Apakah Allah lelaki? Padahal Yesus juga lelaki lho.


  • b.      Aspek Muhammad sebagai Rasul Allah

Ini bisa kita bagi lagi, secara pribadi ketokohan Muhammad, dan ramalan yang diyakini ada dalam Bible tentang diutusnya beliau sebagai Rasul. Biasanya, serangan itu masuk dari banyaknya istri Rasul dan pernikahannya dengan Umahatul Mukminin Aisyah, yang masih berusia 9 tahun. Juga, islam dikatakan berasal dari ambisi politik Muhammad. Biasa yang muncul adalah tuduhan pedofil. Berikut ini saya kutipkan juga model tuduhannya:

Apakah Muhammad Dapat Membela Umatnya (Shalawat)

Keluarga kami bukan Muslim, tetapi saya bersekolah di SD Al-Falah. Salah satu sekolah khusus Muslim di daerah kami. Enam tahun lamanya saya menimba ilmu di sekolah ini. Hanya sekitar 1% siswanya non-Muslim.
Walau non-Muslim, kami diwajibkan mengikuti pelajaran agama Islam. Satu hari guru agama menjelaskan, ketika seorang Muslim meninggal dan dimasukkan ke liang lahat, maka akan datang malaikat mengajukan beberapa pertanyaan. Bila tidak dapat menjawab pertanyaan dari Malaikat, maka yang bersangkutan akan mengalami siksaan.

Saat itu, saya sangat takut mendengar kematian. Saya berusaha menghafal daftar pertanyaan yang menurut guru kami akan ditanyakan malaikat kelak bila meninggal.

Takut Menghadapi Kematian
Kematian adalah sesuatu yang pasti. Setiap mahkluk hidup, suatu saat akan tiba pada kematian. Sayangnya, tidak sedikit umat beragama yang takut menghadapi kematian.
Adakah nabi umat Muslim juga mempunyai perasaan yang sama, sebagaimana ketakutan yang dirasakan oleh umat beragama umumnya tentang kematian? Itukah sebabnya Al-Quran menulis ayat berikut? "Aku bukanlah rasul yang pertama diantara rasul-rasul dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak (pula) terhadapmu…"(Qs 46: 9).

Ketakutan nabi umat Muslim semakin terlihat jelas, dengan doa shalawat yang dibutuhkannya.“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya” (Qs 33:56).

Milyaran umat Muslim di dunia diwajibkan mengucapkan "Assalamu ’alaika ayyuhan Nabi" (semoga keselamatan tercurah kepadamu hai Nabi) setiap sholat. Mengapa? Apakah karena nabi mereka belum selamat?

Orang Percaya Tidak Takut Mati
Saat duduk dibangku SD dan mendengar pengajaran dari guru agama, ada ketakutan dalam diri saya akan kematian. Namun setelah saya mengalami jamahan dari Tuhan dan menerima keselamatan serta hidup kekal dalam Isa Al-Masih, ketakutan itu hilang.

Sekarang saya dan milyaran umat percaya di dunia, tidak takut akan kematian. Sebab kami telah menerima hidup kekal dari Isa Al-Masih. “Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus [Isa Al-Masih]telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus [Isa Al-Masih] akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia” (Injil, Surat 1 Tesalonika 4:14).

Pemberi Jaminan Keselamatan
Sebagai manusia berdosa, wajar bila ada ketakutan akan kematian. Sebab firman Allah berkata, “upah dosa adalah maut” (Injil, Surat Roma 6:23). Maka setiap dosa, besar kecil harus mendapat ganjarannya.

Dengan apakah dosa dapat diampuni? Apakah amal ibadah cukup ampuh untuk menghapus setiap dosa? Apakah Allah bersedia “disogok” dengan amal ibadah, agar Dia bersedia mengampuni dosa-dosa kita? Jawababnya 'Tidak!' Amal ibadah tidak cukup ampuh untuk menghapus setiap dosa.

Hanya ada satu Penolong yang mampu memberi keselamatan bagi setiap orang. Penolong itu adalah Kalimat Allah. Dia berasal dari Allah, Dia adalah suci, sama halnya dengan Allah. Itulah sebabnya, Dia mampu mengampuni setiap dosa dan membawa setiap orang yang mau mempercayai-Nya kepada Allah.

Injil Allah berkata, “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia [Isa Al-Masih], sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan" (Injil, Surat Para Rasul 4:12).

Hanya Isa Al-Masih Pemberi Syafaat 
Hanya Isa Al-Masih satu-satunya Pribadi yang dapat memberi jaminan keselamatan. Dia satu-satunya yang dapat membela umat-Nya. Dia tidak membutuhkan doa shalawat dari siapapun. Sebaliknya, Dia akan memberi syafaat bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya.

Melalui Dia, setiap orang akan menerima Kebenaran dari Allah, Hidup kekal dari Allah, dan sampai pada Allah. Isa bersabda: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).

Pertanyaan untuk kita renungkan: Bila ada satu Pribadi yang dapat menjamin keselamatan sorgawi kita, apakah kita akan lebih mengikuti pribadi lain yang keselamatannya sendiripun belum pasti?

Kalau mau dibantah, sebetulnya mudah (gaya lu, Mar, wkwkwk) ini hanya karena ketidak tahuan mereka mengenai esensi shalawat, syafaat, dan konsep pertanyaan qubur. Lagipula, Allah juga sudah memberi jaminan surga bagi siapa saja yang beriman dan bertaqwa. Bukan karena amalnya, tapi karena Rahmat Allah, kata Rasul pada lain kesempatan.


c.       Keaslian ajaran islam dan al-qur’anul kariim.
Mengenai ini, diuraikan panjang lebar oleh Muhammad Rasyid Ridha, bahwa Muhammad menyusun ajaran islam berdasarkan wawancara dan kuliah dengan pak dosen Buhaira’ dan Waraqah Ibn Naufal. Nah lho, hehehe....

Alqur’an juga tidak luput. Anda tahu Mushaf Ibnu Mas’ud? Tahu ilmu filologi? Tahu kodifikasi? Ilmu-ilmu skriptografi dan sejarah Al-Quran?

Enggak?

Ini nih, perlu diupgrade..

Nanti ya, di tulisan lain saya jelaskannya J

Mushaf Utsmani yang disusun oleh tim Zaid Ibn Tsabit, berasal dari komparasi antara hafalan dan naskah (ingat, Rasul selalu bilang “tuliskan ayat ini di sini, dan seterusnya ketika wahyu turun, dengan demikian ada bukti tertulis bahwa sebuah ayat dinyatakan eksis) ada beberapa ayat yang dieliminiasi, dengan keyakinan bahwa ayat itu bukan wahyu. Demikian pula nasikh dan mansukhnya. Apaan tuh mar?

Anak KAMMI nggak tau nasikh mansukh... bete dah gua.

Nasikh mansukh itu “penghapusan hukum, bacaan ayat, atau keduanya dengan ayat lain dalam al-qur’an berdasarkan urutan turun dan sebab-sebab yang Allah gariskan”. Ketika mushaf Utsmani itu dilegalkan, semua mushaf yang beredar dibakar. Hingga kini, tersisa satu jenis tulisan saja, itulah mushaf Utsmani. Tetapi, ada beberapa sahabi yang ternyata punya mushaf, misalnya, Miqdad Ibn Aswad, Ibn Mas’ud, dan Ibn Abbas. Mereka adalah sahabat-sahabat utama, celakanya, mushaf-mushaf itu memiliki banyak perbedaan, misalnya tidak mencantumkan beberapa surat, berbeda dalam urutan surat, dan ada surat-surat yang tidak ada dalam Mushaf Utsmani. Anda banyak-banyak baca buku ya, cari dah sejarah qur’an, dan ayo sama-sama buktikan, bahwa qur’an itu asli.

Belakangan ini para misionaris menemukan sebuah manuskrip abad ketujuh, Manuskrip Shanaa, yang ternyata berisi ayat-ayat Al-qur’an, dan secara ekstrem berbeda dengan mushaf Utsmani. Hayo, apakah ada jawabannya bagi perbedaan ini? saya sudah tahu jawabannya. Nanti saja kalau ada kesempatan lebih.

Amar bikin penasaran!

Iya lah, kalau nggak gitu, kapan lu penasaran sama agama sendiri?

Sumber fitnah lain adalah terkait qiraat-qiraat dan perbedaannya, serta mengenai hadits tujuh huruf. “Apaan tuh qira’at?” Anda nggak tahu?? Ampun dah.

Begini. Qira’at, adalah cara membaca qur’an. Dulu aksara arab itu plontos dan bahkan sulit dibedakan antara sin dengan ba’. Oleh karena itu, salah baca demikian ada. Namun qiraat dari sebab ini dinyatakan batil, sebab yang benar adalah, rasul ternyata pernah mendengar beberapa qiraat dan menyatakan semuanya benar.

Yang paling nyata adalah:

Bacaan alfatihah ayat 7:
Shiraatal ladzina ‘alaiHIM
Shiraatal ladzina ‘alaiHUM

ayat hukum batalnya wudhu jika menyentuh perempuan:
au laamastum
au lamastum

mudahnya, saya kutipkan lagi dari brosur yang mereka keluarkan:

Ibn Mas’ud sering di-stigmatisasi oleh pakar Islam sekarang ini sebagai orang yang emosionil dan banyak ber-ulah. Tetapi jangan lupa, ia yang polos dan berwatak lugas itu tentu layak beremosi ketika ia dizalimi secara kotor. Orang seperti Ibn Mas’ud tidak akan “ber-ulah” sembarangan. Ia adalah sosok yang dikenal sangat serius, kritis, dengan integritas yang tidak menjilat. Ia adalah salah satu Sahabat Nabi yang paling awal memeluk Islam dan berhubungan sangat dekat dengan Nabi dan keluarganya. HR al-Bukhari meriwayatkan bahwa ibn Mas’ud dan ibunya bebas keluar-masuk rumah Rasulullah SAW, bahkan diizinkan untuk mendengarkan pembicaraan rahasia keluarga Nabi, sekalipun istrinya tidak mengenakan hijab (HR.Muslim).

Ibn Hisyam dalam bukunya
“Life of Muhammad” melaporkan bahwa ia adalah Muslim pertama yang membacakan bagian dari ayat-ayat Al-Quran secara lantang dan terbuka kepada kaum Quraisy yang melemparinya dengan batu. Dia pula yang menjadikan dirinya algojo bagi pemenggalan kepala Abu Jahl demi Nabinya. Huzaifah bin al-Yaman (sahabat dari kaum Ansar) sampai memberi testimony tentang akhlak dan perilakunya yang mirip Rasulullah yang diteladaninya:

“Aku tidak pernah melihat seseorang yang kekhusyukan dan perilakunya lebih dekat dengan Rasulullah SAW dibanding Ibnu Mas’ud”.

Selain dari itu, ia pulalah yang paling dipuji dalam hal pengajian dan otoritas keilmuan Al-Quran oleh Nabi sendiri:

“Belajarlah mengaji Quran dari 4 orang: dari Abdullah bin Mas’ud – beliau memulai dengan nama ini – Salim, ex-budak merdeka dari Abu Hudhaifah, Mu’adh bin Jabal, dan Ubay bin Ka’b.” (Sahih al-Bukhari, V, pp.96-97).

Perhatikan bahwa anak kalimat yang digaris bawahi itu adalah komentar dari perawi terkenal Masruq. Itu menunjukkan bahwa diantara orangorang Muslim pada masa itu, Ibn Mas’ud dianggap sebagai sosok yang otoritasnya paling terkemuka dalam hal Quran.

Ia diakui sebagai fakih dan hafiz, guru dan qadi bagi penduduk Kufah. Ia senantiasa menyertai Nabi dalam bepergian dan tidak absen dalam banyak peristiwa yang kritis. Ia turut dalam sejumlah peperangan bersama sama dengan Nabi (perang Badr, Uhud, Khandaq), dan ikut sumpah setia Baiat ar-Ridwan dilembah Hudaibiyah, tahun 6 H. Dengan demikian ketika wahyu-wahyu turun kepada Nabi yang memang tidak mengenal tempat dan waktu khusus, maka Ibn Mas’ud lah orang yang paling sempat dan mampu mencatatnya secara benar. Itu sebabnya beliau berani bersumpah:
Demi Allah, tidak ada satu ayatpun dari Al- Quran tanpa kuketahui latar belakang diturunkannya ayat tersebut. Tidak ada seorang-pun yang lebih mengetahui tentang Kitabullah dibanding aku. Meskipun begitu, aku bukanlah orang yang terbaik diantara kalian”. (HR.Ahmad bin Hanbal).

Dia mengklaim mengetahui semua latar belakang diturunkan setiap ayat yang dicatatnya! Itu sebabnya dia berani menolak surat 113 dan 114 sebagai wahyu, karena latar belakang kedua surat tersebut diketahuinya sebagai sebentuk doa yang dipanjatkan Nabi untuk mendapatkan perlindungan Ilahi bagi kedua cucunya, Hasan dan Husen. Tidak berkata sembarangan, Ibn Mas’ud dan memang hanya dia-lah yang sudah membuktikan otoritasnya dalam satu acara khusus dimana ia mendemontrasikan mengaji (tekstual) hingga lebih dari 70 Surat, dimana Nabi sendiri hadir, dan tidak ada seorangpun diantara hadirin yang menyalahkan pengajiannya (Sahih Muslim, vol 4, p.1312 ). Itu sedikitnya berarti bahwa kumpulan 70 surat tersebut adalah kanonik, shahih dihadapan Nabi dan proven bacaannya dihadapan publik! Dialah, dan bukan Zayd, Utsman, dll yang berani berkata apa seadanya:

“Saya mendapatkan langsung dari Rasulullah 70 surat ketika Zayd masih remaja kanak-kanak. Apakah kini saya harus membuang apa yang saya peroleh langsung dari Rasulullah?” (Ibn Abi Dawud, Kitab al-Masahif, p. 15).

Jadi kenapa kelak Zayd dan Utsman tidak sedikitpun merujukkan ke-70 Surat kanonik tersebut ketika mereka berusaha membukukan Quran? Atau sedikitnya menyertakan pemiliknya duduk dalam Panitya Pembukuan Quran? Atau paling tidak menjadikannya “tempat berkonsultasi”, jikalau Muhammad sendiripun sempat diperintahkan Allah untuk berkonsultasi kepada pembaca pembaca kitab Taurat dan Injil ketika beliau ada keraguan atau ketidak tahuan? (Qs.10:94;16:43). Mengingat kapasitas Ibn Mas’ud ini, dan fakta bahwa jumlah surat dan ayat yang diturunkan di Mekah -- dengan volume hampir 70 % dari total wahyu -- adalah jauh lebih besar dari pada yang diturunkan di Medinah, jelaslah bahwa keabsahan mushaf Ibnu Mas’ud menjadi paling berwibawa. Tidak ada orang yang bisa membantah (kecuali menyembunyikan saja) bahwa dialah salah satu otoritas terbesar dalam al-Quran, dan tanpa tandingan untuk surat-surat Makkiyah!

Khalifah Umar bin al-Khattab dalam suratnya kepada penduduk Kufa secara konsekwen mengkonfirmasi-kan keteladanan dan ilmunya:

“Demi Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia, sesungguhnya aku mengutamakan
Abdullah bin Mas’ud atas diriku. Maka tuntutlah ilmu darinya.”

Sebagai tambahan, Ibnu Mas’ud ini bukan hanya di-qualified oleh Nabi, melainkan juga oleh Jibril menurut tradisi. Ia dikatakan turut hadir ketika Muhammad sedang me-review Al-Quran dengan Jibril setiap tahun; dan bahwa dialah yang telah berhasil mengumpulkan 90 Surat. (Ibnu Sa’d, Kitab al-Tabaqat al-Kabir, vol.2, p 441, 457). Maka ketika ia masih menyaksikan kedua surat 113 dan 114 hadir sebagai bagian mushaf Utsmani, iapun berkata:

“Jangan menulis kedalam Quran apa yang bukan bagiannya!”

Bagaimana dengan Surat Al-Fatihah itu sendiri?
Seperti yang disebutkan diatas dan yang sudah diketahui luas, Surat Pembukaan ini -- berdasarkan latar belakang wahyu yang diturunkan –ternyata tidak dimasukkan oleh Ibn Mas’ud dalam koleksi mushafnya. Surat yang paling diagungkan Islam ini justru tidak punya silsilah kapan dan dimana ia diturunkan Allah kepada Muhammad, atau diturunkan setelah surat yang mana juga tidak diketahui dengan pasti!

Ada pakar yang berspekulasi bahwa surat ini termasuk surat Makkiyah, tetapi ada yang mengakuinya sebagai surat Madaniyah. (lihat pelbagai ensiklopedi Islam, atau Muqaddimah Terjemah Quran oleh Moh. Rifai). Ibn al-Hassar secara kuat memastikan 20 surat Madaniyah dan 82 surat Makkiyah, dan menyisakan 12 surat yang dipertentangkan makki-madaninya, dimana salah satunya adalah surat al_Fatihah! (lihat al-Itqan I/44-45). Malahan ada yang meyakini surat itu diturunkan dikedua tempat tersebut. Sedangkan sejumlah ulama termasuk Syeik Allamah Thabathabai malahan mengatakan surat istimewa itu telah diturunkan berulang-ulang, ya di Mekah, ya di Medinah, menjadikan Jibril hampir tak ada kerjaan lain kecuali mengurusi Surat ajaib ini berulang-ulang!

Muslim awam akan kaget mendapati kenyataan ini. Sebab bukankah Surat yang bernama Al-Fatihah sudah menunjukkan bahwa ia harus ditempatkan sebagai Surat Pembukaan (al-Fatihah), jadi, ya seharusnya ia merupakan surat awal Makkiyah! Lagi-lagi ini kekeliruan menyusuli kekeliruan! Si penyanggah ini lupa bertanya, “Siapakah yang memberi nama “al-Fatihah” dan siapa yang menempatkan surat tersebut?” Hanya apabila Allah yang memberi nama dan penempatan lewat wahyuNya, maka ia mempunyai legitimasi ilahi sebagai Pembuka Al-Quran yang sesungguhnya, dan bukan sempalan manusia. Tetapi dimanapun dalam Quran, Muhammad tidak pernah menamakan judul bagi surat-surat-nya, melainkan hanya disebut nama generiknya saja sebagai “sebuah surat“, atau “suatu surat” (Qs.2:23, 9:86, 24:1 dst). Surat-surat ini dalam sejarah awal Islam, dirujuk dengan pelbagai nama yang beragam, sebagiannya telah dibuang, dan baru muncul pembakuan judul suratsurat yang membuktikan bahwa itu semua adalah penjudulan manusia. ..

dan lainnya. Ini semua yang menghasilkan perbedaan fiqih,dan juga banyak umat islam menjadi berbenturan satu dengan lainnya. Padahal, ini termasuk rahmat Allah buat kita. Ini bisa kita jawab dengan merujuk pada sejarah al-qur’an berdasarkan kajian studi naskah dan persyaratan bagaimana sebuah mushaf, qiraat, dan ayat dinyatakan shahih oleh otoritas Utsman Ibn Affan dan Panitia Zaid.

e.       Aspek hukum islam dan penerapannya
Yang paling parah adalah identifikasi islam sebagai agama perang. Ayat “bunuhlah kaum musyrik itu dimanapun mereka berada” memang secara harfiah tampak mengerikan. Padahal, bila ditilik dari sababun nuzulnya, ayat ini merupakan pernyataan politik antara Negara Madinah dengan Negara Kafir. Lagi pula, kebanyakan perang zaman ini disebabkan oleh rekayasa intelijen zionis, dan bukannya kristen tidak tahu; tetapi mereka memang senang dengan hancurnya islam.

Nabi berperang seumur hidupnya 17 atau 18 kali. Dan ini disebut oleh umat kristen sebagai haus darah, padahal dalam kitab mereka, banyak juga nabi yang berperang, Musa, Daud, Sulaiman. Dan lain-lain.untuk menjawab pertanyaan ini, di lain waktu saja ya, hehehe J

Di tempat lain, banyak negara-negara islam memang bersikap kasar dan tidak moderat. Lihat saja Bashar, atau era perang Irak-Iran. Di sisi lain, lihat bagaimana Soeharto membantai rakyatnya sendiri. Ini menjauhkan fakta bahwa islam adalah agama cinta, agama yang menjunjung tinggi kemanusiaan.

Ini saya kutipkan pemahaman mereka yang campur aduk, antara islam yang asli dengan politik:

Adakah Sekolah Saudi Mengajarkan Kekerasan?

on 18 April 2012.
Peran sekolah sangat penting bagi masyarakat. Orang tua berusaha keras agar dapat memberi pendidikan terbaik bagi anak-anaknya. Orang tua juga berpandangan bahwa sekolah akan menguatkan prinsip-prinsip yang diajarkan pada anaknya di rumah.

Perkembangan anak sejak dini dapat mempengaruhi karakternya setelah dewasa. Disebut sebagai Perkembangan Emosi. Meliputi bagaimana kemampuan anak untuk mencintai, merasa nyaman, berani, gembira, takut, marah serta bentuk-bentuk emosi lainnya. Hal ini sangat dipengaruhi oleh interaksi anak dengan orang-tua dan orang-orang di sekitar termasuk di sekolah.

Emosi yang berkembang akan sesuai dengan impuls emosi yang diterimanya. Misalnya, jika anak mendapat kasih-sayang, mereka akan belajar untuk menyayangi. Sebaliknya, bila anak mendapat perlakuan kasar, mereka juga akan menerapkan hal yang sama pada orang lain.

Sekolah Mengajarkan Hal Ekstrim
Baru-baru ini media Fox News.com menulis “Pengajaran Ekstrimis Masih Ada di Buku Pelajaran Arab Saudi Walaupun Ada Pernyataan Reformasi.”  Lebih lanjut dikatakan, dalam sebuah buku pelajaran SMA kelas 2, para siswa diajarkan pelajaran biadab. Para siswa diperlihatkan bagaimana memotong tangan dan kaki seorang pencuri.

Sedangkan untuk siswa SMA kelas 1, diajarkan membunuh orang Yahudi itu penting. Kutipan dari buku itu berkata, “Saat penghakiman tidak akan tiba sampai umat Muslim berperang dan membunuh semua orang Yahudi. Ada seorang Yahudi di belakang saya, datang dan bunuhlah dia.”

Adakah Islam Mengajarkan Kekerasan Sejak Dini?
Memang tidak semua sekolah Islam memberi pelajaran seperti di atas. Para orang-tua tentu keberatan bila anaknya diajarkan hal-hal sadis demikian. Sayangnya, hal tersebut justru diajarkan oleh lembaga pendidikan di negara yang disebut ‘Tanah Suci.’

Mungkinkah kekerasan merupakan dasar ajaran Islam, sehingga perlu diajarkan sejak dini? Bila seorang murid sudah diajarkan bagaimana memotong dan membunuh manusia, bukankah hal itu akan membentuk mereka sebagai manusia yang sadis?

Islam Mengajarkan Perang dan Membunuh
Memang kekerasan yang dilakukan orang Islam, tidak sepenuhnya menjadi tanggung-jawab pelaku. Latar belakang pendidikan dan pergaulan juga merupakan salah satu faktor, mengapa dia bersedia melakukannya.

Selain itu, pendidikan agama juga faktor pendukung. Umumnya pelaku bom bunuh diri adalah orang-orang yang taat beragama. Tidak mengherankan memang, sebab tidak sedikit ayat dalam Al-Quran yang memotivasi umat Muslim untuk membunuh dan berperang. Bahkan sangat jelas sekali perintah Al-Quran tentang hal itu.  “Apabila sudah habis bulan-bulan Haram maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu di mana saja kamu jumpai mereka...” (Qs 9:5).
Kekerasan Aliran Islam
Di antara kekerasan yang dilakukan Islam adalah bom bunuh diri di gereja GBIS, Solo. Yang terbaru adalah penyerangan Pesantren Syiah di Sampang. Berawal dari pernyataan fatwa MUI lokal Sampang, bahwa Syiah adalah sekte/aliran sesat karena telah keluar dari jalur Islam.

Menurut informasi yang ada, pertikaian ini terjadi akibat salah faham antara aliran Sunni dan Syiah. Namun apapun alasan penyerangan yang dilakukan oleh Sunni terhadap Syiah, secara tidak langsung telah membuktikan bahwa Islam mengajarkan kekerasan. Ajaran yang memperbolehkan menyerang dan membunuh sesama, telah ditekankan sejak duduk di bangku sekolah.

Haruskah Hukum Kasih Diganti Menjadi Kekerasan?
Inikah yang disebut sebagai ajaran penyempurna? Ajaran yang telah mengganti hukum kasih dengan jihad dan kekerasan. Haruskah kita memperlakukan sesama dengan kekerasan?

Isa Al-Masih memberi jawaban akan hal itu, "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." (Injil, Rasul Besar Matius 22:38-40).

Terus cara menjawabnya gimana, mar??
Mudah saja, buat saja artikel tandingan yang menjawab tanpa menghujat. Atau, ubah sistem politik kita. Beres.


f.       Arabisasi dan Islamisasi
Mereka menggunakan sebuah dalil, bahwa alqur’an turun dalam bahasa arab, ini membuat mereka menyamakan agama islam dengan agama arab. Padahal, anda saksikan sendiri: betapa bahasa arab menjadi bahasa paling stabil sampai sekarang. Salah kita juga sih, memaksakan memakai bahasa arab tidak pada tempatnya. Ini indonesia bung! Hehehe.

Jujur saja; ini penilaian saya pribadi. Beberapa kasus sering saya temukan, para da’i tak bisa membedakan mana arabisasi mana islamisasi. Penggunaan surban memang tidak salah, tetapi beberapa kultur tidak bisa menerima orang yang dianggap berbeda dengan mereka, dan islam tegas melarang, bahwa ini adalah agama seluruh alam, bukan agama orang Arab saja. ia menyejajarkan yang arab dan yang ajam.

Di sisi lain, istilah-istilah Akhy, Antum, memang familiar di beberapa masyarakat, misalnya betawi dan sebagian melayu. Tetapi, bagi masyarakat lain, ini telah menyebabkan jurang yang lebar antara rakyat dengan da’i. Rakyat jadi asing dengan islam. Ayolah teman, identitas kita adalah tauhid dan seterusnya. Dengan kita berqur’an, beda dengan kita berbahasa arab. Yang jelas, saya mendukung gerakan belajar bahasa arab. Ya iyalah, gimana mau paham isi qur’an coba, masak mengandalkan terjemahan terus? Puantes aja umat islam sekarang lemah banget....

g.      Ajaran Islam vs Ajaran Kasih
Kristen memang meninggikan kasihh sayang diantara mereka ini bahkan diakui Al-Quran. Namun demikian, ajaran mereka dimansukh oleh Al-Qur’an dan kita dinyatakan sebagai umat terakhir, secara keyakinan dan iman. Ketika kita dibenturkan bahwa Tuhan adalah kasih, sayang sekali kita tak mampu menjawabnya. Kita hanya membayangkan Allah adalah maha kuat lagi maha perkasa. Masalahnya, sedikit dari kita yang menonjolkan sisi Ar-Rahman dan Rahiim, dalam pengejawantahan ajaran  islam. Ini sih, salah kita sendiri. Lagi pula, betapa banyak perang antar masjid, tawuran, dan perang atas nama jihad terjadi, dan betapa damainya orang kristen di rumah sambil menonton tivi tentang perang orang-orang islam.
Berbagai aspek yang sudah saya paparkan diatas, sekiranya baru mencakup kulit-kulitnya saja dari Kristologi dan Kristenisasi, anda harus mencari lagi kemungkinan-kemungkinan serangan, dan membudayakan riset. Ini penting.
Anda akan saya ajak mengenali metode cuci otak ala gereja. Sebetulnya, ini metode umum yang diterapkan oleh hampir semua orang. Anda tentu pernah melukis. Anda bayangkan, bahwa manusia adalah kanvas. Anda datang ingin melukisinya dengan sebuah agama. Tetapi, ternyata ada sebuah gambar disana. Apa yang anda lakukan? Tentu membersihkannya dulu dengan cat putih. Maksudnya, anda mengikisnya dulu, baru anda lukis ulang.
Urutan pengerjaan pemurtadan itu, sebagai berikut:
1.      Tahap persiapan
a.       Pendataan seluruh lapangan dakwah seluruh dunia
b.      Pemetaan berdasaran kontinen dan negara
c.       Pemetaan dengan mengabaikan batas administrasi, tetapi berbasis kultur
d.      Pemetaan persebaran agama di sebuah kultur
e.       Persiapan modal dana
f.       Pengiriman tim perintis (biasa menyamar menjadi turis, namun spesial)
g.      Pencarian kemungkinan pos-pos untuk didiami
2.      Tahap misi
a.       Mulai mengajak orang-orang yang dianggap berpengaruh
b.      Sok kenal dan sok moderat, terlihat toleran
c.       Adapun cara mereka mempengaruhi pola pikir, sebagai berikut:
                                                              i.      Dibuat goncang aqidahnya dengan pemutarbalikan tafsir qur’an, utamanya soal ketuhanan seperti:
1.      Adakah jaminan anda masuk surga dengan penebusan dari Allah?
2.      Muhammad sudah masuk surga atau belum?
3.      Alqur’an membenarkan injil!
4.      Isa akan turun di hari Kiamat sebagai hakim, Muhammad tidak.
                                                            ii.      Dibiarkan bingung agak lama, dan diberikan fakta-fakta negatif dunia islam sekarang, seperti:
1.      Jaringan NII
2.      Umat banyak yang miskin
3.      Sekolah islam tak punya misi
                                                          iii.      Setelah mereka bimbang, baru dimasukkan pengaruh al-kitab, dengan sistematika rapi, tidak dimulai dari halal-haram tetapi masalah ketuhanan Allah-Isa, misalnya, kesamaan tauhid Asma’ wa shifat Allah dengan Yesus.
                                                          iv.      Dilakukan pembabtisan, dan diberikan tunjangan dari gereja.
d.      Orang yang rawan menjadi sasaran mereka adalah:
                                                              i.      Orang fakir yang malas berpikir dan tidak peduli agama
                                                            ii.      Orang kritis yang sedikit sekali pemahamannya terhadap islam, dan mudah menelan isu-isu komando jihad
                                                          iii.      Orang liberal yang terbuka terhadap agama lain, tetapi bodoh terhadap agama sendiri misalnya tak tahu cara tafsir dan sababun nuzul.
3.      Tahap akhir misi
a.       Mengumpulkan sebanyak-banyaknya domba-domba yang digembalai, lalu mendirikan gereja dan masuk kedalam siklus yang baru.

Dahsyat ya? Mana ada masjid punya strategi macam ini. yang ada , dulu LDII sempat begini, sayang sekali aqidah mereka tidak benar dan juga tidak ditiru oleh kalangan Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang pasif, seperti buih di ombak lautan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar