Rabu, 17 Januari 2018

Mengapa KAMMI Jadi Ancaman Pemerintahan?



Yusuf Qardhawi, tak seperti dugaan kebanyakan orang, adalah seorang sastrawan pada masa mudanya. Ia mengarang sebuah naskah drama berjudul Sarjana dan Tiran. Naskah dramanya ini, masih dipentaskan di berbagai belahan dunia, oleh underbow Ikhwanul Muslimin.

Hari ini, kabar bahagia menyebar. Pengadilan Mesir menjatuhkan penjara seumur hidup bagi beliau. Ulama yang menjadi ketua Persatuan Ulama Dunia ini jadi berbahaya bukan karena fisiknya yang kekar atau bisnisnya yang menggurita.

Ia adalah ulama; yang dari penjara ke penjara, konsisten menjadikan kebatilan sebagai musuh abadinya. Menjadikan solusi islam sebagai tawaran perjuangan. Menjadikan kepemimpinan umat sebagai pijakan utama.

Ia memang lahir di bawah asuhan Ikhwanul Muslimin. Bahkan dalam pengakuannya, ia pernah diajari langsung oleh Imam Hasan Al-Banna, sang pendiri, dan kemudian dipenjara pada 1954 bersama Hasan Hudhaibi, Sayyid Quthb, Mahdi Akif, dan lain-lain.

Seluruh dunia arab bergolak. Buku-bukunya dianggap alasan orang menjadi radikal sebab mengandung ide pembebasan. Naskah dramanya itu, menjadi syiar perlawanan dari dunia seni kepada seluruh dunia yang masih menjadikan kebebasan berpendapat sebagai tabu.

Drama The Scholar and The Tyrant sendiri, menceritakan mengenai sekelompok ulama dan murid-muridnya di bawah pimpinan Sa’id bin Jubair, yang melawan tirani Hajjaj bin Yusuf dengan segala kezalimannya. Puncaknya, Sa’id bin Jubair, tewas dibunuh.

Kemudian, di Indonesia, ada satu organisasi yang menjadi sorotan banyak pihak. KAMMI. Organisasi ini dianggap berbahaya karena menjadikan buku-bukunya sebagai rujukan. Lalu, di mana bahayanya Yusuf Qardhawi dan KAMMI?

Qardhawi tampil ketika mayoritas gerakan islam di seluruh dunia mengalami kegamangan, saat bersinggungan dengan sistem demokrasi dan di satu sisi rezim kerajaan yang mengalami penyempurnaan.

Ia adalah lambang pilar islam abad 20 dan 21 yang menjaga agar segenap gerakan islam dunia mendapatkan alasan, tujuan, sekaligus panduan teknis bergerak; bahkan, tanpa beliau sendiri harus bertempur secara fisik.

Bukunya, Fiqh Daulah dan Menuju Kesamaan Fikrah, jelas adalah sebuah ancaman. Postulat politik yang digambarkan Ibnu Khaldun menggambarkan bahwa detik-detik keruntuhan sebuah negara selalu diawali dengan ketakutan pemerintah kepada cendekiawan dan ulama.

Manakala terjadi pemisahan antara institusi keilmuan—dalam hal ini keulamaan—dan pemerintahan dan terjadi dikotomi yang besar: Imam Ghazali, dalam Ihya Ulumuddin juga mengatakan hal serupa: di situlah orang yang menyerukan islam akan jadi ancaman.

Belakangan ini banyak artikel menyebutkan KAMMI adalah organisasi yang radikal dan mengancam generasi muda. Setelah penelitian dari LIPI pada 2015 lalu, laporan BNPT pada 2016, dan juga pernyataan para pejabat Kementerian Agama yang dimuat di berbagai majalah pada 2017 ini.

Lalu mengapa KAMMI menjadi berbahaya? Ada banyak  kalangan yang mengidentikkan KAMMI sama berbahayanya dengan Gerakan Ikhwanul Muslimin karena mengambil manhaj perjuangannya. Lantas, kalau begitu, diskursus kita berubah menjadi, adakah hubungan KAMMI dengan Ikhwanul Muslimin?

Kalau iya, apa pula bahayanya Ikhwanul Muslimin buat Indonesia? KAMMI jelas tidak berhubungan dengan Ikhwanul Muslimin. Sebab pada saat KAMMI berdiri pada 1998, gerakan Ikhwanul Muslimin ada dalam kekosongan pemimpin. Musthafa Mansyur, Mursyid Aam saat itu, ada di dalam penjara.

Gerakan Ikhwanul Muslimin saat itu lumpuh total. Hanya saja, sebagai sebuah cara bergerak, ideologi Ikhwanul Muslimin menyebar ke seluruh dunia jauh sebelum itu. Di Indonesia, Masyumi, PUI, DDII, dan bahkan NII, memang mengambil cara bergerak Ikhwanul Muslimin.


KAMMI didirikan ketika manifestasi kebatilan pada rezim orde baru begitu maujud. Saat itu, KAMMI dianggap representasi gerakan islam yang konsisten memperjuangkan amanat reformasi, di samping kekuatan nasionalis dan sosialis.

Sampai hari ini, tuduhan bahwa KAMMI terikat dengan PKS adalah juga tuduhan yang tidak berdasar, jika melihat frekuensi aksi yang begitu beruntun. Tidak ada pekan tanpa aksi turun ke jalan dari KAMMI. Anda sekalian bisa memeriksa dokumentasi berbagai media online.

Padahal, terutama di zaman pemerintahan SBY, PKS masuk kedalam kabinet. Tetapi aksi-aksi KAMMI tidaklah surut. Di sisi lain, kemelut yang terjadi di tubuh PKS tidaklah berimbas pada tubuh KAMMI, sebagaimana pada organisasi ekstra lain yang menginduk secara struktural pada sebuah partai maupun ormas.

Konflik yang terjadi dari pemilihan ketua ke ketua lainnya yang diwarnai intervensi berbagai pihak, tidak menghentikan langkah gerakan KAMMI di berbagai tingkatan untuk melakukan penelitian dan kritik terhadap pemerintahan.

Akan tetapi, kenapa pula yang seperti itu berbahaya? Mengapa orang-orang yang syuro  selalu terlambat dua jam, orang-orang yang memohon-mohon dosen pembimbing skripsi, orang-orang yang selalu bergumul dengan tugas ikhwan atau tugas akhwat ketika ada even hingga perang dingin, mengapa berbahaya?


Mengapa KAMMI berbahaya bagi pemerintahan? Tidak ada bahayanya menyerukan perbaikan pada pemerintahan yang jujur dan adil. Tetapi, menyerukan kebenaran pada pemerintahan yang penuh dusta dan picik, sombong kepada Allah sekaligus gemar menyakiti rakyat:

Bahkan suara bisikan sekecil apapun terasa menyakitkan di telinga pemerintahan. WS Rendra dalam sajak panjangnya berjudul Tokek dengan piawai menggambarkan ini. KAMMI senantiasa adalah tokek yang berisik.

Sebagaimana Yusuf Qardhawi. Ia adalah seorang tua yang berusia lewat 90 tahun. Akan tetapi, banyak negara berkongsi hanya untuk memburunya dan menjatuhkan hukuman berat atas tuduhan provokasi, terorisme, dan penipuan.

Lagipula, sekulerisme adalah musuh bersama Ikhwanul Muslimin dan KAMMI. Ide pemisahan agama dengan negara dilawan habis-habisan oleh KAMMI sehingga orang-orang yang jabatan, bisnis, dan kejahatannya bergantung dari ketiadaan nilai agama di dalam negara, jelas akan terancam!

KAMMI, menjadi bahaya, atas alasan itu. Alasan yang sama yang membuat seluruh pemimpin Ikhwanul Muslimin mati di dalam penjara. Alasan yang membuat organisasi Ikhwanul Muslimin menjadi oposisi politik, sekaligus pencipta momentum di lebih dari 15 negara islam besar.

Perbaikan hanya berbahaya bagi mereka yang hidup dari makan uang hasil kejahatan. KAMMI, yang menjadikan slogan Kebatilan adalah Musuh Abadi Kami, jelas adalah bahaya yang nyata bagi para pelaku kejahatan yang menyadari bahwa dirinya melakukan pelanggaran pada syariat islam.

Maka jika negara ini merasa terancam dengan kehadiran KAMMI—yang kadernya tak pernah sekalipun menenteng senjata dan kerap rapat sambil kelaparan—maka berarti ada kejahatan yang tengah dilakukan di negara ini, akan tetapi hanya ajaran islam yang memandang itu sebagai kejahatan.

Dan bukankah memang impor beras di tengah swasembada adalah sebuah kebatilan? Bukankah memenjarakan para ulama dan membayar media untuk memalsukan informasi adalah sebuah kebatilan? Bukankah membohongi masyarakat besar-besaran adalah sebuah kebatilan?

Maka saatnya saya menyerukan seluas-luasnya. Ancaman besar negara ini bukan kemiskinan, kesetaraan, atau pemanasan global. Ancaman sesungguhnya dari negara ini adalah sekelompok orang yang hendak menandingi Tuhan dengan mengatur-atur manusia lain dengan aturan yang ia ciptakan sendiri.

Ancaman besar negara ini adalah, sebuah rezim yang tergantung sekali dengan pemisahan nilai agama dari negara, sebab dengan itu kejahatannya jadi legal, kebejatannya jadi sah, dan kedegilannya jadi halal!

Amar Ar-Risalah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar