Yusuf Qardhawi, tak
seperti dugaan kebanyakan orang, adalah seorang sastrawan pada masa mudanya. Ia
mengarang sebuah naskah drama berjudul Sarjana dan Tiran. Naskah dramanya ini,
masih dipentaskan di berbagai belahan dunia, oleh underbow Ikhwanul Muslimin.
Hari ini, kabar
bahagia menyebar. Pengadilan Mesir menjatuhkan penjara seumur hidup bagi
beliau. Ulama yang menjadi ketua Persatuan Ulama Dunia ini jadi berbahaya bukan
karena fisiknya yang kekar atau bisnisnya yang menggurita.
Ia adalah ulama; yang
dari penjara ke penjara, konsisten menjadikan kebatilan sebagai musuh abadinya.
Menjadikan solusi islam sebagai tawaran perjuangan. Menjadikan kepemimpinan
umat sebagai pijakan utama.
Ia memang lahir di
bawah asuhan Ikhwanul Muslimin. Bahkan dalam pengakuannya, ia pernah diajari
langsung oleh Imam Hasan Al-Banna, sang pendiri, dan kemudian dipenjara pada
1954 bersama Hasan Hudhaibi, Sayyid Quthb, Mahdi Akif, dan lain-lain.
Seluruh dunia arab
bergolak. Buku-bukunya dianggap alasan orang menjadi radikal sebab mengandung
ide pembebasan. Naskah dramanya itu, menjadi syiar perlawanan dari dunia seni
kepada seluruh dunia yang masih menjadikan kebebasan berpendapat sebagai tabu.
Drama The Scholar and
The Tyrant sendiri, menceritakan mengenai sekelompok ulama dan murid-muridnya
di bawah pimpinan Sa’id bin Jubair, yang melawan tirani Hajjaj bin Yusuf dengan
segala kezalimannya. Puncaknya, Sa’id bin Jubair, tewas dibunuh.
Kemudian, di
Indonesia, ada satu organisasi yang menjadi sorotan banyak pihak. KAMMI. Organisasi
ini dianggap berbahaya karena menjadikan buku-bukunya sebagai rujukan. Lalu, di
mana bahayanya Yusuf Qardhawi dan KAMMI?
Qardhawi tampil ketika
mayoritas gerakan islam di seluruh dunia mengalami kegamangan, saat
bersinggungan dengan sistem demokrasi dan di satu sisi rezim kerajaan yang
mengalami penyempurnaan.
Ia adalah lambang
pilar islam abad 20 dan 21 yang menjaga agar segenap gerakan islam dunia
mendapatkan alasan, tujuan, sekaligus panduan teknis bergerak; bahkan, tanpa
beliau sendiri harus bertempur secara fisik.
Bukunya, Fiqh Daulah
dan Menuju Kesamaan Fikrah, jelas adalah sebuah ancaman. Postulat politik yang
digambarkan Ibnu Khaldun menggambarkan bahwa detik-detik keruntuhan sebuah
negara selalu diawali dengan ketakutan pemerintah kepada cendekiawan dan ulama.
Manakala terjadi
pemisahan antara institusi keilmuan—dalam hal ini keulamaan—dan pemerintahan
dan terjadi dikotomi yang besar: Imam Ghazali, dalam Ihya Ulumuddin juga
mengatakan hal serupa: di situlah orang yang menyerukan islam akan jadi
ancaman.
Belakangan ini banyak
artikel menyebutkan KAMMI adalah organisasi yang radikal dan mengancam generasi
muda. Setelah penelitian dari LIPI pada 2015 lalu, laporan BNPT pada 2016, dan
juga pernyataan para pejabat Kementerian Agama yang dimuat di berbagai majalah
pada 2017 ini.
Lalu mengapa KAMMI
menjadi berbahaya? Ada banyak kalangan
yang mengidentikkan KAMMI sama berbahayanya dengan Gerakan Ikhwanul Muslimin
karena mengambil manhaj perjuangannya. Lantas, kalau begitu, diskursus kita
berubah menjadi, adakah hubungan KAMMI dengan Ikhwanul Muslimin?
Kalau iya, apa pula
bahayanya Ikhwanul Muslimin buat Indonesia? KAMMI jelas tidak berhubungan
dengan Ikhwanul Muslimin. Sebab pada saat KAMMI berdiri pada 1998, gerakan
Ikhwanul Muslimin ada dalam kekosongan pemimpin. Musthafa Mansyur, Mursyid Aam
saat itu, ada di dalam penjara.
Gerakan Ikhwanul Muslimin
saat itu lumpuh total. Hanya saja, sebagai sebuah cara bergerak, ideologi
Ikhwanul Muslimin menyebar ke seluruh dunia jauh sebelum itu. Di Indonesia,
Masyumi, PUI, DDII, dan bahkan NII, memang mengambil cara bergerak Ikhwanul
Muslimin.
KAMMI didirikan ketika
manifestasi kebatilan pada rezim orde baru begitu maujud. Saat itu, KAMMI
dianggap representasi gerakan islam yang konsisten memperjuangkan amanat
reformasi, di samping kekuatan nasionalis dan sosialis.
Sampai hari ini,
tuduhan bahwa KAMMI terikat dengan PKS adalah juga tuduhan yang tidak berdasar,
jika melihat frekuensi aksi yang begitu beruntun. Tidak ada pekan tanpa aksi
turun ke jalan dari KAMMI. Anda sekalian bisa memeriksa dokumentasi berbagai
media online.
Padahal, terutama di
zaman pemerintahan SBY, PKS masuk kedalam kabinet. Tetapi aksi-aksi KAMMI
tidaklah surut. Di sisi lain, kemelut yang terjadi di tubuh PKS tidaklah
berimbas pada tubuh KAMMI, sebagaimana pada organisasi ekstra lain yang
menginduk secara struktural pada sebuah partai maupun ormas.
Konflik yang terjadi
dari pemilihan ketua ke ketua lainnya yang diwarnai intervensi berbagai pihak,
tidak menghentikan langkah gerakan KAMMI di berbagai tingkatan untuk melakukan
penelitian dan kritik terhadap pemerintahan.
Akan tetapi, kenapa
pula yang seperti itu berbahaya? Mengapa orang-orang yang syuro selalu terlambat dua jam, orang-orang yang
memohon-mohon dosen pembimbing skripsi, orang-orang yang selalu bergumul dengan
tugas ikhwan atau tugas akhwat ketika ada even hingga perang dingin, mengapa
berbahaya?
Mengapa KAMMI
berbahaya bagi pemerintahan? Tidak ada bahayanya menyerukan perbaikan pada
pemerintahan yang jujur dan adil. Tetapi, menyerukan kebenaran pada
pemerintahan yang penuh dusta dan picik, sombong kepada Allah sekaligus gemar
menyakiti rakyat:
Bahkan suara bisikan
sekecil apapun terasa menyakitkan di telinga pemerintahan. WS Rendra dalam
sajak panjangnya berjudul Tokek dengan piawai menggambarkan ini. KAMMI
senantiasa adalah tokek yang berisik.
Sebagaimana Yusuf
Qardhawi. Ia adalah seorang tua yang berusia lewat 90 tahun. Akan tetapi, banyak
negara berkongsi hanya untuk memburunya dan menjatuhkan hukuman berat atas
tuduhan provokasi, terorisme, dan penipuan.
Lagipula, sekulerisme
adalah musuh bersama Ikhwanul Muslimin dan KAMMI. Ide pemisahan agama dengan
negara dilawan habis-habisan oleh KAMMI sehingga orang-orang yang jabatan,
bisnis, dan kejahatannya bergantung dari ketiadaan nilai agama di dalam negara,
jelas akan terancam!
KAMMI, menjadi bahaya,
atas alasan itu. Alasan yang sama yang membuat seluruh pemimpin Ikhwanul
Muslimin mati di dalam penjara. Alasan yang membuat organisasi Ikhwanul
Muslimin menjadi oposisi politik, sekaligus pencipta momentum di lebih dari 15
negara islam besar.
Perbaikan hanya
berbahaya bagi mereka yang hidup dari makan uang hasil kejahatan. KAMMI, yang
menjadikan slogan Kebatilan adalah Musuh Abadi Kami, jelas adalah bahaya yang
nyata bagi para pelaku kejahatan yang menyadari bahwa dirinya melakukan
pelanggaran pada syariat islam.
Maka jika negara ini
merasa terancam dengan kehadiran KAMMI—yang kadernya tak pernah sekalipun
menenteng senjata dan kerap rapat sambil kelaparan—maka berarti ada kejahatan
yang tengah dilakukan di negara ini, akan tetapi hanya ajaran islam yang
memandang itu sebagai kejahatan.
Dan bukankah memang
impor beras di tengah swasembada adalah sebuah kebatilan? Bukankah memenjarakan
para ulama dan membayar media untuk memalsukan informasi adalah sebuah
kebatilan? Bukankah membohongi masyarakat besar-besaran adalah sebuah
kebatilan?
Maka saatnya saya
menyerukan seluas-luasnya. Ancaman besar negara ini bukan kemiskinan,
kesetaraan, atau pemanasan global. Ancaman sesungguhnya dari negara ini adalah
sekelompok orang yang hendak menandingi Tuhan dengan mengatur-atur manusia lain
dengan aturan yang ia ciptakan sendiri.
Ancaman besar negara
ini adalah, sebuah rezim yang tergantung sekali dengan pemisahan nilai agama
dari negara, sebab dengan itu kejahatannya jadi legal, kebejatannya jadi sah,
dan kedegilannya jadi halal!
Amar Ar-Risalah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar