Senin, 09 April 2012

Deskripsi Al-Ghuraba-Oleh Qhiqhi Syuhada di Kembali Kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah Sesuai Pemahaman Salafush Sholih

Dari Abu hurairah, ia berkata,” Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda:” Islam datang dalam keadaan asing, dan akan kembali asing, maka beruntunglah bagi orang-orang yang asing.” ( HR. Muslim 2/152 )

A. Keterasingan Rasulullah.

Setelah tiga tahun berlalu umur dakwah Rasulllah, orang-orang yang masuk Islam dalamkeadaan terasing. Ini yang dirasakan Rasulullah, bagaimana tidak! Seorang anak bangsawan Quraisy dikenal dengan semua sifat yang baik, budi pekerti halus, ketika beliau bangkit dengan dakwah Islam , beliau dimusuhi, yang tidak pernah seseorang memusuhi seperti mereka memusuhi Nabi. Kekaguman berubah menjadi kebencian, kedekatan berubah menjadi pengusiran, kata-kata baik selalu ditafsiri buruk, kejujurannya sehingga disebut Al Amin berubah menjadi pendusta, tukang sihir, dan gila.

Keterasingan dirasa saat beliau sedang sujud, diletakan dipunggung Rasulullah isi perut onta, semua tertawa, tidak ada yang menolong dan membela, kecuali seseorang lari ke rumah Rasulullah mengabarkan tentang kejadian itu. Berlarilah Fathimah kecil diatas kaki mungilnya, melihat ayahnya ia menangis sambil membersihkan kotoran.

Keterasingan dirasa ketika dakwah dan seruan beliau tidak dihiraukan, sering beliau datang ke tempat-tempat perkumpulan bangsa Arab, seperti musim-musim haji dan di pasar Ukazh, mereka semua menutup telinganya. Beliau berseru,” Wahai Arab, Siapa yang mau jadi pembela? Siapa yang menyediakan tempat untukku? Hingga aku dapat menyampaikan risalah Rabbku, baginya surga.” Suara itu tenggelam begitu saja di tengah kerumunan banyak orang.

Beliau juga datang ke Thaif, setelah beliau kehilangan dua orang yang membela dakwah beliau selama ini, yaitu Abu Thalib (pamannya) dan Khadijah (istrinya). Beliau berangkat bersama Zaid bin Haritsah (budaknya), beliau berharap ada telinga mendengar dan hati yang tersentuh kebenaran. Apa yang beliau harapkan dan angankan sirna begitu saja dengan pengusiran beliau oleh pemuka-pemuka Thaif, bahkan beliau dilempar batu dan sandal oleh anak-anak dan orang-orang bodoh dari mereka, hingga kaki beliau terluka setelah sebelumnya hati beliau terluka oleh ulah mereka.

B. Keterasingan Para Sahabat.

Ini Bilal disiksa di tengah teriknya matahari di padang pasir berbatu, keluarga Yasir di siksa hingga syahid, shuhaib dibakar kepalanya dengan besi panas, Khabab bin Al Arrat disisir punggungnya dengan besi panas. Karena situasi dan kondisi sangat mengenaskan, maka Rasulullah menyuruh Para Sahabat untuk hijrah ke Habsyah. Dalam rangka menyelamatkan agama mereka.

Imam Munawi berkata,” Sesungguhnya Islam pada permulaannya dibela oleh orang-orang yang berjumlah sedikit dari pengikut Rasul, dan individu tertentu dari beberapa kabilah, lalu mereka ini diusir dan dijauhkan dari perkampungan mereka, hingga salah seorang dari mereka dikucilkan dan dijauhkan dalam kesendirian seperti orang asing.”


Ibnul Qoyyim berkata,” Sesungguhnya Allah mengutus RasulNya, sedang penduduk bumi memeluk agama yang bermacam-macam, mereka mentembah berhala, api, salib, Shabi’ah, filsafat dll. Islam pada mula kemunculannya asing, setiap yang memenuhi panggilan Allah dan Rasul Nya asing dalam, keluarganya, kabilahnya. Orang yang masuk Islam dibuang oleh keluarganya. Hingga Allah memenangkan Islam, dan manusia berbondong-bondong masuk Islam. Maka hilanglah keterasingan itu, Lalu sedikit demi sedikit Islam pergi dan menghilang (dari kehidupan manusia), sehingga asing seperti semula.”

C. Keterasingan Para Pengikut Rasulullah dan para Shahabat.

Sangat penting kita mengetahui sifat-sifat yang dimiliki oleh orang-orang yang dipuji Rasulullah sebagai orang asing (ghurabaa’), yaitu orang yang dalam beragama bagaikan memegang bara api, mereka adalah orang-orang yang berbahagia disaat dia adalah orang yang sengsara, orang yang hidupnya penuh tekanan tapi yang dirasakan adalah kelapangan dan kemerdekaan.

Orang-orang ghurabaa’ pada masa akhir zaman, dialah muslim sejati, dengan sifat-sifat idealnya, sebagaimana muslim yang sebenarnya pada awal Islam. Jadi kalau ada orang yang ingin mencari kebenaran pada diri manusia, carilah pada mereka. jika ada yang ingin cari teman senasib sepenanggungan, bertemanlah dengan mereka, jadikanlah mereka sebagai panutan.

Inilah ciri-ciri mereka :

Mereka adalah orang yang shalih dan taat pada perintah agama. Bergeraknya atau diamnya selalu mengikuti aturan Allah dan RasulNya.Perhatianya sangat besar terhadap Perintah Allah dan laranganNya, mengharuskan dia untuk selalu menuntut ilmu syar’i, karena tidak mungkin mengetahui hal itu tanpa bashirah yang tajam dan ilmu yang mendalam tentang Al Quran dan Sunnah.Perbedaannya dengan yang lain adalah dalam hal ini, memang banyak yang punya semangat seperti semangatnya, punya niat baik seperti niatnya, akan tetapi sebanyak itu pula mereka tidak mendapat taufik ilmu yang diamalkan dan pemahaman yang benar, sehingga mereka banyak yang tergelincir.Pada saat dia tergelincir melakukan salah/maksiat, dia dapat kembali merebut ridha Allah dengan bertaubat dan lebih mendekatkan dirinya kepada Allah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar