Menjadi waktu adalah
pekerjaan paling sulit di dunia setelah menjadi Tuhan. Manusia selalu memaki-maki aku, “seandainya
waktu itu....”
“Seandainya dulu....”
“Seandainya kemarin...”
Aku adalah dulu,
sekarang, dan masa depan. Terkadang aku menjelma kedalam mimpi-mimpi, terkadang
pula aku menjadi tubuh manusia yang membawa ruh-ruh yang mati menjadi dapat
dilihat dalam mimpi.
Aku adalah masa lalu,
yang menjadikan masa sekarang memiliki alasan untuk menjadi seperti sekarang.
Juga, aku adalah masa lalu yang memiliki kemampuan menyimpan ingatan perubahan
dunia, bencana alam, pembunuhan tokoh,
kehancuran satu negeri, bahkan kelahiran Adam.
Masa lalu bukan aku
yang mengaturnya, aku hanya menjadi mediator, sarana, yang bertindak tetap
manusia. Bukan batu, bukan tanaman, bukan pula hewan.
Manusia punya kehendak,
manusia punya akal, manusia punya kemampuan mengendalikan waktu, hewan tidak.
Hewan hanya turut mengalir bersama arus waktu, tanpa bisa ia melawan kodratnya.
Perilakunya hanya sebatas aksi-reaksi atas kebutuhan hidup yang temporer, ya,
aku menyaksikan manusia, banyak manusia, hidup dalam waktu yang berbeda tetapi
pada hakikatnya mereka hidup pada satu waktu. Waktu dimana mereka memiliki kebebasan
untuk meloncat antar waktu, antar takdir.
Aku adalah masa
sekarang, masa dimana kamu bernafas, masa dimana kamu memprediksi masa depan.
Aku adalah aliran, sejatinya tak ada yang bernama masa sekarang, Karena sekarang cepat menjadi lalu. Hidup untuk
masa sekarang hanya berarti akan menjadi puing-puing masa lalu. Inilah yang
terjadi pada binatang, yang tidak memiliki impian masa depan, hanya untuk masa
sekarang.
Aku yang sekarang
tercipta menjadi akibat atas sebab di masa lalu, jangan menyesali aku, atau aku
lempar kamu ke masa manusia belum ada.
Aku yang sekarang
adalah penghubung antara masa lalu dan masa depan, bagaimana agar wujudku yang
lain itu bersambungan, tidak mengalami distorsi.
Pun akulah masa depan,
akulah yang diberitahukan kepadamu ketika kelak Isa akan turun mengubah dunia.
Akulah yang coba kau terkanya,
menjangkau-jangkau sesuatu abstrak yang aku sendiri tidak mengetahuinya. Masa
depan adalah aku, tetapi aku tak menguasai bagian tubuhku yang itu.
Kamu selalu bertanya,
dapatkah mengubah masa depan, dapatkah mengubah bagian-bagian tubuhku, yang
seperti menjadi penguasamu, kamu aku arahkan kemana saja aku suka?
Ha ha ha ha ha
Kenapa?
Tawaku memang aneh.
Kamu lucu, pertanyaanmu seperti bocah kecil yang tenggelam di sungai,
“Dimanakah ujungnya!”
Bukankah bila kamu
mampu mengubah masa depan berarti kamu membuat sesuatu yang Tuhan tak mampu
membuatnya, yaitu Takdir perubahan?
Tuhan telah menetapkan
segalanya, Tuhan telah menetapkan segalanya.
Jika Tuhan tidak
menetapkan masa depanmu, maka Tuhan menjadi tidak tahu terhadap masa depanmu,
Kemahatahuannya akan luntur seperti lunturnya tinta dari kertas basah.
Jika Tuhan tidak
menetapkan masa depanmu, hehehe, bukankah kamu memiliki kebebasan untuk memilih
tempatmu kelak? Kaya? Miskin? Itu menjadi bisnis antara kita, uh!
Bisnis yang
menyenangkan, Waktu dan Manusia!
Tetapi Tuhan menjadi
Maha Tidak Tahu! Hahahahahah!
Tuhan Maha Tahu yang
kehilangan pengetahuannya gara-gara ulah jahil manusia yang mengubah masa
depan!
Atau begini saja,
bagaimana bila kamu aku letakkan dalam penjara mengerikan karena mengeluarkan
pernyataan demikian, bayangkan, Tuhanmu
itu, adalah raja kejam yang tidak membiarkan seorangpun keluar dari
undang-undang-Nya, sekeras apapun kamu berusaha, hehehe, Tuhan Maha Kuat, Dia
telah menghancurkan Firaun, Dia telah meledakkan Hiroshima, Dia juga telah
mengempaskan Aceh menjadi padang kosong tanpa penghuni.
Bayangkan, kamu, yang
biasa hidup dalam kebebasan, menjadi terikat dalam penjara bernama takdir. Kamu
harus mati, ketika di saat yang sama kamu harus menyelamatkan ibumu dari
kematian pula.
Atau bayangkan, cintamu
dibunuh tanpa kamu sempat mencegahnya.
Mukanya di silet,
sementara durjana itu memperkosanya, tepat di depan matamu, gadismu menangis,
keras sekali, menahan sakitnya, tetapi rambutnya yang berantakanmenutupi
matanya.
Lalu durjana itu
mengoyak lambungnya tanpa kamu sempat menghalaunya. Takdir memang kejam, rekan
bisnisku.
Takdir memang kejam.
Tetapi, bukankah jika
begitu, maka Tuhan menciptakan sesuatu yang sia-sia? Betul tidak?
Tuhan menciptakan
akalmu menjadi sia-sia, karena toh semua sudah diplot, ada skenarionya. Kamu
menjadi benda mati yang kebetulan bisa berpikir, tetapi terbatas karena
tanganmu dipegang oleh dalang, dan kamu kehilangan pilihan. Kamu ingin hidup?
Boleh, tetapi maaf, disini skrip dimana kamu harus sekarat. Ya, kan?
Akuilah!
Hyahahahahahahah!
Boneka... boneka...
bonekaku yang lucu... ada yang jadi pemimpin dunia , tapi takdir menghajarnya
untuk mati dalam terowongan, ada yang pelacur, Aku menikmatkannya bagi
laki-laki tapi matinya melindungi anaknya, hingga dia masuk surga bersama
Nabi-Nabi.
Hyahahahahahahahaha!
Dasar bodoh!
Sinting!
Kamu terobsesi
mengendalikan waktu hingga mengatai Tuhan Maha Tidak Tahu!
Jika kamu berdoa, Ya
Tuhan ampuni aku, sisakanlah perawan bagi generasi kami
Dan sayangilah aku,
bukankah pada hakikatnya kamu sedang memaksa Tuhan yang tak bisa dipaksa untuk
mengubah takdirmu?
Untuk menyisakan
beberapa perawan untuk kamu?
Bukankah Tuhan Kita
Bersama memang memerintahkan kita bermohonlah apa saja, Iblis, meminta hidup
yang abadi. Muhammad, meminta menjadi kekasih-Nya, dan itu dikabulkan.
Jika memang takdir
sudah ditetapkan, bukankah dengan berdoa kita sedang meminta takdir untuk
diubah?
Jodoh?
Uang?
Kematian?
Ya, kan?
Bukankah ketika kamu meminta
agar kematianmu ditunda, pada hakikatnya kamu meminta agar takdir dan
pengetahuan Yang Maha Tahu berubah atas masa depan?
Ya!
Tetapi... bukankah
Tuhan akan menjadi buta tentang masa depan?
Bodoh!
Tuhanku tidak buta!
Barangsiapa mencela
waktu berarti dia mencela Tuhan, karena Tuhanlah yang mengawasi peredaran
waktu. Dia ada diluar waktu, dia menyaksikan masa depan dan perubahannya.
Dia Tahu segalanya,
tetapi sebagaimana waktu, pengetahuannya dapat berubah, bukan karena
ditemukannya asas baru, tetapi waktu sejatinya, Tuhan sejatinya, hanya menentukan
bahwa segala sesuatu haruslah memiliki sebab.
Kamu meminta sisakan
perawan bagi generasimu, ternakkanlah saja.
Itu sebab nanti dimasa
depan stok perawan tetap aman.
Pengetahuan Tuhan
adalah pengetahuan yang dinamis, Dia berhak menentukan perjalanan waktu,
menentukan sebab yang pantas bagi akibatnya kemudian dan disisi lain, mengubah
perjalanan waktu itu sendiri.
Benar! Masa depan sudah
ditentukan, tetapi belum dilaksanakan, dan inilah yang menjadi rahasia Tuhan
dan aku selama ini, bahwa kamu berhak menentukan masa depan, dengan
sepengetahuan Tuhan.
Karena tidak ada
perubahan yang tidak diketahui Tuhan.
Manusia...
hahahahahahaha!
Kamu bisa bekerja sama
dengan Tuhan untuk menentukan masa depan yang telah direncanakan namun belum
dilaksanakan. Ya, kamu bisa mendapatkan perawan sebanyak yang kamu mau.
Tetapi, tetap saja
Tuhan bisa menghentikan waktu kapan saja. Kapaaaaaaan saja. Karena apa? Tuhan
memiliki beberapa patokan tertentu.
Kelak, Isa harus turun dan membeberkan semuanya. Kelak, Gog akan turun dan
memusnahkan peradaban. Kelak, kiamat harus datang untuk menghitung dosa
manusia.
Kelak juga, aku akan
mati.
Ajalku akan datang
ketika Kematian diwafatkan Tuhan, aku akan mati, dan kamu akan terbebas dari
aku. Kelak, setelah kiamat, kamu akan
seperti Tuhan, mampu membebaskan diri dari waktu dan hidup selamanya,
Aku akan mati,
berkepingan dan terbang keudara. Saat itu waktu seperti berhenti tetapi
sebetulnya hilang, karena tidak akan ada lagi masa depan, sebab masa depan
hanya akan ada jika masih ada cita-cita.
Masa depan hanya akan ada dengan penyatuan kehendakmu dengan Kehendak
Tuhan, penyatuan Alam Bawah dengan Alam Atas, penyatuan kedua gagasan.
Meskipun Tuhan mampu
mengentikan waktu dan membunuhmu kapan saja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar