Selasa, 10 April 2012

Diari Waktu


Menjadi waktu adalah pekerjaan paling sulit di dunia setelah menjadi Tuhan.  Manusia selalu memaki-maki aku, “seandainya waktu itu....”
“Seandainya dulu....”
“Seandainya kemarin...”
Aku adalah dulu, sekarang, dan masa depan. Terkadang aku menjelma kedalam mimpi-mimpi, terkadang pula aku menjadi tubuh manusia yang membawa ruh-ruh yang mati menjadi dapat dilihat dalam mimpi.
Aku adalah masa lalu, yang menjadikan masa sekarang memiliki alasan untuk menjadi seperti sekarang. Juga, aku adalah masa lalu yang memiliki kemampuan menyimpan ingatan perubahan dunia,  bencana alam, pembunuhan tokoh, kehancuran satu negeri, bahkan kelahiran Adam.
Masa lalu bukan aku yang mengaturnya, aku hanya menjadi mediator, sarana, yang bertindak tetap manusia. Bukan batu, bukan tanaman, bukan pula hewan.
Manusia punya kehendak, manusia punya akal, manusia punya kemampuan mengendalikan waktu, hewan tidak. Hewan hanya turut mengalir bersama arus waktu, tanpa bisa ia melawan kodratnya. Perilakunya hanya sebatas aksi-reaksi atas kebutuhan hidup yang temporer, ya, aku menyaksikan manusia, banyak manusia, hidup dalam waktu yang berbeda tetapi pada hakikatnya mereka hidup pada satu waktu. Waktu dimana mereka memiliki kebebasan untuk meloncat antar waktu, antar takdir.
Aku adalah masa sekarang, masa dimana kamu bernafas, masa dimana kamu memprediksi masa depan. Aku adalah aliran, sejatinya tak ada yang bernama masa sekarang,  Karena sekarang cepat menjadi lalu. Hidup untuk masa sekarang hanya berarti akan menjadi puing-puing masa lalu. Inilah yang terjadi pada binatang, yang tidak memiliki impian masa depan, hanya untuk masa sekarang.
Aku yang sekarang tercipta menjadi akibat atas sebab di masa lalu, jangan menyesali aku, atau aku lempar kamu ke masa manusia belum ada.
Aku yang sekarang adalah penghubung antara masa lalu dan masa depan, bagaimana agar wujudku yang lain itu bersambungan, tidak mengalami distorsi.
Pun akulah masa depan, akulah yang diberitahukan kepadamu ketika kelak Isa akan turun mengubah dunia. Akulah yang  coba kau terkanya, menjangkau-jangkau sesuatu abstrak yang aku sendiri tidak mengetahuinya. Masa depan adalah aku, tetapi aku tak menguasai bagian tubuhku yang itu.
Kamu selalu bertanya, dapatkah mengubah masa depan, dapatkah mengubah bagian-bagian tubuhku, yang seperti menjadi penguasamu, kamu aku arahkan kemana saja aku suka?
Ha ha ha ha ha
Kenapa?
Tawaku memang aneh. Kamu lucu, pertanyaanmu seperti bocah kecil yang tenggelam di sungai, “Dimanakah ujungnya!”
Bukankah bila kamu mampu mengubah masa depan berarti kamu membuat sesuatu yang Tuhan tak mampu membuatnya, yaitu Takdir perubahan?
Tuhan telah menetapkan segalanya, Tuhan telah menetapkan segalanya.
Jika Tuhan tidak menetapkan masa depanmu, maka Tuhan menjadi tidak tahu terhadap masa depanmu, Kemahatahuannya akan luntur seperti lunturnya tinta dari kertas basah.
Jika Tuhan tidak menetapkan masa depanmu, hehehe, bukankah kamu memiliki kebebasan untuk memilih tempatmu kelak? Kaya? Miskin? Itu menjadi bisnis antara kita, uh!
Bisnis yang menyenangkan, Waktu dan Manusia!
Tetapi Tuhan menjadi Maha Tidak Tahu! Hahahahahah!
Tuhan Maha Tahu yang kehilangan pengetahuannya gara-gara ulah jahil manusia yang mengubah masa depan!
Atau begini saja, bagaimana bila kamu aku letakkan dalam penjara mengerikan karena mengeluarkan pernyataan demikian,  bayangkan, Tuhanmu itu, adalah raja kejam yang tidak membiarkan seorangpun keluar dari undang-undang-Nya, sekeras apapun kamu berusaha, hehehe, Tuhan Maha Kuat, Dia telah menghancurkan Firaun, Dia telah meledakkan Hiroshima, Dia juga telah mengempaskan Aceh menjadi padang kosong tanpa penghuni.
Bayangkan, kamu, yang biasa hidup dalam kebebasan, menjadi terikat dalam penjara bernama takdir. Kamu harus mati, ketika di saat yang sama kamu harus menyelamatkan ibumu dari kematian pula.
Atau bayangkan, cintamu dibunuh tanpa kamu sempat mencegahnya.
Mukanya di silet, sementara durjana itu memperkosanya, tepat di depan matamu, gadismu menangis, keras sekali, menahan sakitnya, tetapi rambutnya yang berantakanmenutupi matanya.
Lalu durjana itu mengoyak lambungnya tanpa kamu sempat menghalaunya. Takdir memang kejam, rekan bisnisku.
Takdir memang kejam.
Tetapi, bukankah jika begitu, maka Tuhan menciptakan sesuatu yang sia-sia? Betul tidak?
Tuhan menciptakan akalmu menjadi sia-sia, karena toh semua sudah diplot, ada skenarionya. Kamu menjadi benda mati yang kebetulan bisa berpikir, tetapi terbatas karena tanganmu dipegang oleh dalang, dan kamu kehilangan pilihan. Kamu ingin hidup? Boleh, tetapi maaf, disini skrip dimana kamu harus sekarat. Ya,  kan?
Akuilah!
Hyahahahahahahah!
Boneka... boneka... bonekaku yang lucu... ada yang jadi pemimpin dunia , tapi takdir menghajarnya untuk mati dalam terowongan, ada yang pelacur, Aku menikmatkannya bagi laki-laki tapi matinya melindungi anaknya, hingga dia masuk surga bersama Nabi-Nabi.
Hyahahahahahahahaha!
Dasar bodoh!
Sinting!
Kamu terobsesi mengendalikan waktu hingga mengatai Tuhan Maha Tidak Tahu!
Jika kamu berdoa, Ya Tuhan ampuni aku, sisakanlah perawan bagi generasi kami
Dan sayangilah aku, bukankah pada hakikatnya kamu sedang memaksa Tuhan yang tak bisa dipaksa untuk mengubah takdirmu?
Untuk menyisakan beberapa perawan untuk kamu?
Bukankah Tuhan Kita Bersama memang memerintahkan kita bermohonlah apa saja, Iblis, meminta hidup yang abadi. Muhammad, meminta menjadi kekasih-Nya, dan itu dikabulkan.
Jika memang takdir sudah ditetapkan, bukankah dengan berdoa kita sedang meminta takdir untuk diubah?
Jodoh?
Uang?
Kematian?
Ya, kan?
Bukankah ketika kamu meminta agar kematianmu ditunda, pada hakikatnya kamu meminta agar takdir dan pengetahuan Yang Maha Tahu berubah atas masa depan?
Ya!
Tetapi... bukankah Tuhan akan menjadi buta tentang masa depan?
Bodoh!
Tuhanku tidak buta!
Barangsiapa mencela waktu berarti dia mencela Tuhan, karena Tuhanlah yang mengawasi peredaran waktu. Dia ada diluar waktu, dia menyaksikan masa depan dan perubahannya.
Dia Tahu segalanya, tetapi sebagaimana waktu, pengetahuannya dapat berubah, bukan karena ditemukannya asas baru, tetapi waktu sejatinya, Tuhan sejatinya, hanya menentukan bahwa segala sesuatu haruslah memiliki sebab.
Kamu meminta sisakan perawan bagi generasimu, ternakkanlah saja.
Itu sebab nanti dimasa depan stok perawan tetap aman.
Pengetahuan Tuhan adalah pengetahuan yang dinamis, Dia berhak menentukan perjalanan waktu, menentukan sebab yang pantas bagi akibatnya kemudian dan disisi lain, mengubah perjalanan waktu itu sendiri.
Benar! Masa depan sudah ditentukan, tetapi belum dilaksanakan, dan inilah yang menjadi rahasia Tuhan dan aku selama ini, bahwa kamu berhak menentukan masa depan, dengan sepengetahuan Tuhan.
Karena tidak ada perubahan yang tidak diketahui Tuhan.
Manusia... hahahahahahaha!
Kamu bisa bekerja sama dengan Tuhan untuk menentukan masa depan yang telah direncanakan namun belum dilaksanakan. Ya, kamu bisa mendapatkan perawan sebanyak yang kamu mau.
Tetapi, tetap saja Tuhan bisa menghentikan waktu kapan saja. Kapaaaaaaan saja. Karena apa? Tuhan memiliki  beberapa patokan tertentu. Kelak, Isa harus turun dan membeberkan semuanya. Kelak, Gog akan turun dan memusnahkan peradaban. Kelak, kiamat harus datang untuk menghitung dosa manusia.
Kelak juga, aku akan mati.
Ajalku akan datang ketika Kematian diwafatkan Tuhan, aku akan mati, dan kamu akan terbebas dari aku.  Kelak, setelah kiamat, kamu akan seperti Tuhan, mampu membebaskan diri dari waktu dan hidup selamanya,
Aku akan mati, berkepingan dan terbang keudara. Saat itu waktu seperti berhenti tetapi sebetulnya hilang, karena tidak akan ada lagi masa depan, sebab masa depan hanya akan ada jika masih ada cita-cita.  Masa depan hanya akan ada dengan penyatuan kehendakmu dengan Kehendak Tuhan, penyatuan Alam Bawah dengan Alam Atas, penyatuan kedua gagasan.
Meskipun Tuhan mampu mengentikan waktu dan membunuhmu kapan saja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar