Rabu, 14 September 2016

Kontemplasi

Suatu hari, kau cuma ingin pergi ke pinggiran pantai yang tidak ada siapa-siapa di sana dan tidak ada apa-apa selain kau dan udara dan laut dan pesisir lalu berteriak sekeras-kerasnya tanpa menggaung dan kembali ke telingamu lagi dan memandangi matahari tenggelam yang abadi tanpa pernah terbenam sampai kau puas.

Suatu hari kau cuma ingin menata baik-baik dipan dan ruangan lalu tidur dengan suhu kamar yang menyenangkan lalu melupakan semuanya dan terbangun ketika semua kabar baik terjadi dan semua orang menyelesaikan kerja-kerja kecil yang tertunda dan kau tertawa seharian penuh tanpa pernah mengingat apa yang pernah terjadi dan tanpa perlu takut apa yang seharusnya tidak terjadi.

Suatu hari kau terbangun padahal tidak sedang tidur dan kau kembali dikelilingi rasa takut dikelilingi kelelahan dikelilingi rencana-rencana yang mestinya kautulis pesan-pesan yang tak bisa tidak kaubaca tetapi matamu lupa caranya membaca tanganmu lupa cara menulis dan keduanya terus saja menutup wajahmu lalu dalam bekapan itu kau ingin berseru sekuat-kuatnya:

"........." (Tanpa sadar airmatamu jatuh dan kau tak ingin siapapun berkata atau menyela)

Apa yang lebih menakutkan dari empat dinding yang mendekap-lampu di langit-langit-cat hijau muda-dan aroma lorong kimiawi campur apa saja yang.....dan matamu terus memandang apa saja yang.....dan kedua tanganmu tidak bisa berbuat apa-apa yang...."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar