Rabu, 14 September 2016

Siapa yang Ekstrimis?

Saya rasa, justru yang ekstremis itu, yang menolak Khilafah.
Kekhilafahan adalah bentuk ijtihad para sahabat yang kemudian menjadi ijma' dan perlahan-lahan menyempurna. "Generasi terbaik," kata Rasulullah, "Adalah saat ini, kemudian setelahnya, kemudian setelahnya"
Lalu, sekarang ada kampanye menolak khilafah, atau yang memperjuangkan khilafah dibilang dungu, aduh. Orang itu kurang shalat dikit, sehingga hatinya tidak tenang. "Yaa Bilal, arihni bi shalah!"
"Wahai Bilal, istirahatkan kami dengan shalat!" kata Rasul, bukan dengan piknik, hehe.
menolak ijtihad berupa khilafah ini konsekuensinya serius. Apalagi, menolak ijtihad kekhalifahan dari sahabat hanya dengan ijtihad orang liberal, yang menguasai bahasa arab pun tidak, atau belajar langsung dari Rasul pun tidak.
Sebagaimana, jika Indonesia tidak menerapkan hukum rajam dan potong tangan, tidak berarti hukum itu dihapus atau mansukh dari Al-Quran hanya dengan KUHP, apalagi dengan esai orang ngablu di koran tertentu.
Kekhalifahan yang merupakan ijtihad sahabat, juga tidak menjadi batil dan munkar hanya karena diberitakan macam-macam oleh metro tv.
Ya, ISIS memang merusak citra semuanya. Sehingga, orang dibuat lebih senang memuja-muji Revolusi Mental hasil ijtihad seseorang di masa kini yang belum lagi lolos kriteria jarh wa ta'dil, ketimbang konsep khilafah yang dikemukakan oleh negarawan-negarawan hebat generasi Shahabiyin, Tabi'in, dan Tabiut Tabi'in.
"Mar, ijtihad tuh apa?" aduh, makanya ngaji jangan di CNN atau MNC.... ngga tau begituan, menolak khilafah.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar