"Engkaulah! Hanya engkaulah orangnya!" Seru para sahabat, ketika Abubakar justru mengajukan nama Umar Ibn Khattab dan Abdurrahman Ibn Auf sebagai khalifah pertama, paska perseteruan keras penentuan pemimpin, ketika Rasul wafat.
Bagaimana tidak? Beliau adalah imam shalat pengganti Rasul. Yang dikader langsung oleh Rasul sebagai kekasih, satu di antara dua orang ketika hijrah... Yang bacaan qur'annya paling lirih dan liris. Yang isaknya paling hebat dalam shalat..
Sejarah mencatat, itulah kesepakatan pertama dalam fatwa--Ijma'--dalam perkembangan fikih islam, "Abubakar sah menjadi khalifah"
Kita merindukan sosok semacam itu. Yang kita tidak akan ragu mengatakan, "Selain engkau, siapa lagi sanggup memimpin kami?" Apapun partainya, dengan siapapun mengajinya.
Seorang pemimpin yang lahir dari generasi emas kaderisasi. Bukan dari tradisi putra mahkota, kampanye jelang pemilu, atau tradisi paksa-memaksa hak pilih.
Bukan pemimpin yang membutuhkan KPU dan tim sukses agar dikenal rakyat. Bukan itu!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar