Reshuffle pada masa Nabi maupun Khulafaur Rasyidin?
Iya juga. Tapi, pada masa Rasulullah, jawatan ketentaraan belumlah seformal pada masa Khalifah. Tidak ada istilah "penggantian" karena rata-rata seorang panglima perang diangkat dengan satu "paket tugas", bukan "paket jabatan".
Pada masa Abubakar, diangkat Khalid bin Walid dan banyak Gubernur Wilayah. Pada masa Umar dan Utsman disempurnakan berbagai jawatan, di antaranya Baitul Mal, Diwanul Khatim, dan lain-lain.
Reshuffle yang mencolok terjadi pada masa Umar. Khalid, Sang Pedang Allah, diganti dengan Abu Ubaidah bin Jarrah. Uniknya, beliau diganti justru karena berprestasi dan takut didewakan. Alasannya sederhana. Imar takut, Khalid akan didewakan dan akhirnya menjadi gagal niat dalam berperang.
Pada zaman Utsman, aneka gubernur direshuffle. Patut diingat, sebagian besar adalah reshuffle pertama sejak 12 tahun pemerintahan islam. Di antaranya, Amru bin 'Ash dengan Abdullah bin Abi Sarah.
Uniknya, proses reshuffle Abdullah bin Abi Sarah terjadi atas request rakyat, yang keberatan dengan pajak tinggi terapan dari Abdullah. Maka, Amru dipulihkan dari jabatannya.
Pada masa Ali bin Abi Thalib, Muawiyah bin Abu Sufyan direshuffle dengan Abdullah bin Abbas namun ternyata gagal, karena faktor politik pada masa itu. Tapi patut diingat pula, masa Ali sekira 25 tahun setelah pengangkatan pejabat era Rasulullah, dan 2-7 tahun setelah pengangkatan era Utsman.
Di antara mereka, ada sahabat-sahabat sepuh dan mesti dipensiunkan dengan istilah "peremajaan". Ali sendiri, yang memeluk islam pada usia 10 tahun, saat itu berusia 50-an tahun.
Di sisi lain, pejabat yang kuat cerita dibalik reshuffle, tidak ada catatan noda politik dibelakangnya. Amru bin Ash, bukan titipan Golkar. Abdullah bin Abbas, juga bukan petinggi Nasdem.
Sa'id bin 'Ash dan Abu Musa Al-Asy'ari di Irak, juga sebelumnya tidak menjabat ketua GP Anshor. Terlebih, Muawiyah bin Abu Sufyan tidak pernah jadi rektor di kampus Muhammadiyah.
Perkaranya, betul di belakang mereka ada yang berlatar pengusaha dan intelektual (Muawiyah adalah turunan pengusaha besar Bani Abdu Syams dan Bani Umayyah, sekaligus satu di antara sedikit klan yang mengembangkan kemampuan menulis), cendekiawan dan agamawan (Abdullah bin Abbas, pernah didoakan pemahaman Al-Qur'an langsung oleh Rasul), maupun politisi-militer (Amru adalah juru runding militer kepercayaan Khalifah Umar).
Pada masa Ali, tokoh-tokohnya sebagian masih muda dan termasuk generasi tabi'in. Yang tua-tua, menyingkir dan mengasuh tabi'in lain. Contohnya, Panglima Asytar An-Nakhi, Qa'qa' bin Amru At-Tamimi, dan juga mulai ditugaskannya sahabat junior seperti Hasan, Husain, Abdullah bin Zubair, dan Muhammad bin Abubakar.
Hasan-Husain, masih imut ketika Rasulullah meninggal. Abdullah bin Zubair adalah bayi pertama yang lahir tahun 1 Hijrah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar