pada saat perang Uhud, Allah menurunkan mu'jizat yang bagi saya, cukup unik sekaligus puitis.
Pada perang itu, seribuan tentara Muslim berperang melawan tiga ribu tentara Quraisy dari Makkah di kaki bukit Uhud. kala itu, perang berkecamuk dengan hebat. Sampai pada puncaknya, yang diturunkan adalah:
"Kemudian setelah kamu berdukacita, Allah menurunkan kepada kamu keamanan (berupa ) mengantuk yang meliputi segolongan dari pada kamu, sedang segolongan lagi telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri..." (Ali Imran, 154)
sementara, malam-malam yang saya lewati, betapa sering saya berharap mudah mengantuk dan tertidur secara wajar. jangan-jangan, salah satu sebab mengantuk, yaitu rasa aman, sudah hilang dari hati saya.
dan untuk alasan yang sama, Khalifah Umar bin Khattab bisa tertidur di bawah pohon sedangkan ia adalah penguasa daerah seluas jarak antara Libya dengan Afghanistan, sejauh Yaman dengan Jerussalem.
Ayat yang menarik. Ternyata, rasa aman berbanding lurus dengan kantuk. Jangan-jangan, rasa takut, berbanding lurus dengan insomnia.
ah, akan tetapi, kadang saya berpikir mencari pembenaran. Sa'd bin Musayyab, biasa shalat isya dan tahajjud dengan wudhu yang sama. artinya, tidak tidur, pada bulan Ramadhan. Utsman bin Affan kadang mengkhatamkan Qur'an pada satu sesi shalat lail, yang memakan waktu lebih dari 8 jam dengan kecepatan standar.
Yah.. barakallahulak, bagi mereka yang mudah mengantuk dan dianugerahi ketentraman. Barakallahulak, bagi mereka yang sulit ngantuk--beda dengan sulit tidur--titip doa ya di malam-malam itu.
di tempat doa berpagut dengan embun, dan mengalir di celung-celung mata mereka yang diabadikan dalam surat Az-Zumar, "Amman huwa qanitun ana allaili sajida wa qaima yakhzarul akhirata wa yarju rahmata Rabbih...."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar