Selasa, 31 Maret 2015

Badut di Tengah Malam

Si Badut, berjalan lambat. Letih, kakinya perih menginjak paku-pakuan kehidupan yang tak pernah menunggu

Dia bicara pada bayang-bayang sendiri. Muncul dari cahaya lampu pengendara malam yang lengang-Jakarta dini hari-di pinggir jalan besar

"Dimanakah kita?" Tegurnya. "Tak sampai-sampai jua". Kostum merah muda, lapisan tata rias. "Apakah percakapan kita menghibur anak-anak dan pelintas malam ini?"
Tak ada hiburan malam ini. Semuanya kesan-kesan serius tentang pulang. Rumah dan pintu masuknya yang kekanak-kanakan.

"Oh; tidak ada siapa-siapa yang tertawa" diamnya. Bayang-bayang menghilang. Jalanan sepi. Hanya si Badut dan tepi jalan.

"Tetapi kita ada di mana-mana," pungkasnya. "Ditunggu anak-anak dan ibunya"

"Ya, ini soal kita ditunggu oleh mereka...." Lewat tengah malam. Si Badut baru kembali.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar