Rabu, 01 April 2015

Tepi Ciliwung

“Ayah, kenapa hujan mendatangi rumah kita?” seorang anak bertanya.
“Tidak: kitalah yang datang padanya”

Jadi sore itu, mereka menunggu di beranda, dan bergurau:
“Dulu kalau hujan datang, kau suka bercipak-cipak di jalanan dan
kau bayangkan itu laut yang dalam
Sungai yang permai
Atau air susu ibumu yang berderai
Senja datang, kita mesti pulang. Dengan masih juga ada pertanyaan
Yang hangat dan kental pada bibirmu yang manja...”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar