Jumat, 03 April 2015

Ulang Tahun Tokoh Partai

Malam tadi—malam Sabtu—kami diundang menonton wayang di balai budaya
Tokoh partai terkemuka berulang tahun, menanggap dalang: Jumenengan Parikesit
Menanggap wayang tentu tidak murah, itu sebabnya berulang-ulang nama seorang jenderal disebut diulang-ulang
“Para hadirin dimohon berdiri,” Ulang  tahun ke-71. Sudah tua
Dan bijaksana.
Menyanyikan lagu bersama-sama:
Selamat ulang tahun kami ucapkan
Selamat sejahtera kita kan doakan...
Si Tokoh, dengan terkekeh menyampaikan sambutan, katanya
“Semoa di ulang tahun saya ini, negeri kita semakin bernurani...”
Tepat setelah sambutan, tumpeng digelar
Potong tumpengnya, potong tumpengnya,
potong tumpengnya sekarang juga
Sekarang juga, sekarang juga
Kami melihat banyak sekali kakek-kakek menyanyi berjingkrak bertepuk tangan
Kembali muda. Menikmati ulang tahun dengan lilin di matanya.
Setelah Ki Dalang menerima wayang, segera
Layar menjadi sebuah kota, lengkap dengan matahari dan janur di gerbangnya
Ada naga melayang di angkasa
Sepasukan tentara kera
Dinosaurus, Megantropus erectus (Lha, mana Parikesitnya?)
Ki Dalang mendengus-dengus pada penjaga istana:
“Negara kita di ambang perang. Sang Raja yang tidak pintar-pintar amat ini,
Kusarankan pergi berkelana
Menyerap segenap asta brata di jagat raya...”

Dan dihari ulang tahunnya, ke-71 tahunnya yang berharga itu,
Seekor dinosaurus mengobrakabrik kota. Melemparkan gunung-gunung
Salto. Hanuman yang hadir Cuma berbisik pada Ki Dalang,
“Lihatlah, si kakek tua tokoh kita itu mengenang-ngenang dinosaurus
Yang tak sempat dia ajak bermain 70 tahun yang lalu”

Kamipun pulang lebih awal, menyadari
Ada yang kurang beres dengan Ki Dalang, sebab ia terus mengulang-ulang:
Nama partai, nama dinosaurus dan nama tokoh utama dalam satu kalimat sepanjang pementasan.
Tokoh kita, yang 71 tahun umurnya, Cuma terkekeh

“Aku Cuma mau balas jasa pada diriku yang bekerja keras 71 tahun ini.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar