hai gadis, engkau
begitu cantik
begitu ghaib
berdiri di tengah taman mawar-mawar merah
Mendendangkan lagu-lagu kematian, yang suci sekali
memagut jauh kedalam nasib yang tak ingin berhenti
bayyati, rast, jiharkah, matamu jawwabul jawwab
yang merentangkan senar kecapi mahamerdu
sampai suatu saat; namamu terdengar seperti panggilan azan
membahana dimana-mana
di pintu-pintu masjid. di mihrab-mihrab kasih sayang yang dulu kita tinggalkan
ayat-ayat pertama dilantunkan: segera berdentangan ingatan kita
tentang seberapa jatuh cintanya kita kepada masjid, dan jantung orang-orang muslim
masih ingatkah, Sayang
tentang bunga putih kecil padang pasir yang tumbuh di pembuluh darah kita
itu sudah ku petik-lihatlah
ku sarikan dalam matamu
begitu ghaib
berdiri di tengah taman mawar-mawar merah
Mendendangkan lagu-lagu kematian, yang suci sekali
memagut jauh kedalam nasib yang tak ingin berhenti
bayyati, rast, jiharkah, matamu jawwabul jawwab
yang merentangkan senar kecapi mahamerdu
sampai suatu saat; namamu terdengar seperti panggilan azan
membahana dimana-mana
di pintu-pintu masjid. di mihrab-mihrab kasih sayang yang dulu kita tinggalkan
ayat-ayat pertama dilantunkan: segera berdentangan ingatan kita
tentang seberapa jatuh cintanya kita kepada masjid, dan jantung orang-orang muslim
masih ingatkah, Sayang
tentang bunga putih kecil padang pasir yang tumbuh di pembuluh darah kita
itu sudah ku petik-lihatlah
ku sarikan dalam matamu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar