Selasa, 31 Maret 2015

Hadikatul Mahabbah

hai gadis, engkau begitu cantik
begitu ghaib
berdiri di tengah taman mawar-mawar merah

Mendendangkan lagu-lagu kematian, yang suci sekali
memagut jauh kedalam nasib yang tak ingin berhenti
bayyati, rast, jiharkah, matamu jawwabul jawwab
yang merentangkan senar kecapi mahamerdu

sampai suatu saat; namamu terdengar seperti panggilan azan
membahana dimana-mana
di pintu-pintu masjid. di mihrab-mihrab kasih sayang yang dulu kita tinggalkan

ayat-ayat pertama dilantunkan: segera berdentangan ingatan kita
tentang seberapa jatuh cintanya kita kepada masjid, dan jantung orang-orang muslim

masih ingatkah, Sayang
tentang bunga putih kecil padang pasir yang tumbuh di pembuluh darah kita
itu sudah ku petik-lihatlah
ku sarikan dalam matamu



Tidak ada komentar:

Posting Komentar