Tak ada yang
mengucapkan salam sedemikian santun, mengetuk pintu, dan tersenyum manis
Selain maut. “Lama
tak main-main kesini,” sapaku.
Aku terdiam. Mengamati dadanya yang kering,
mulutnya yang kering, matanya yang kering—seperti memindai benda berbahaya di
tubuhnya
“Ya, aku menunggu
kabar baik darimu,” dia duduk.
“Hei, tak sukakah kau kukunjungi sebentar?”
“Senang sekali,”
jawabku. “tapi tak sukakah kau menunggu?”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar