Di
akhir malam, kita disapa hujan. Ia sampai juga di beranda
Sedang
gerimis mengetuk-ngetuk jendela dan ruang-ruang kosong kita
Dengarkanlah,
ia menyanyi menghibur kita, Sayang, nyanyikan bersama:
“Tik,
tik,
Kau
dengarlah langkah jarum jam rintik-rintik
Memagutmu
dengan selendang kesepian
Sampai
kau tercekik, tapi tak bisa berbuat apa-apa
Sebab
kesepian kita ini indah sekali
Sebab
kesepian kita ini sudah mendikte dirinya sendiri
Agar
tabah, sabar menghadapi keramaian yang sekali waktu datang
Sebab
kesepian kita ini sudah memutuskan untuk mengasingkan diri
Dari
embun-embun yang biasa jatuh pagi hari
Atau
kebisingan jam dinding yang senang sekali mengganti kalender
Dan
buru-buru pergi sebelum kita sempat berpikir, ada apa
Bagaimana
bisa terjadi dan muncul di depan kita sebagai peristiwa
Sebab
kesepian kita ini kawan kita yang paling sejati....”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar