Jumat, 03 April 2015

Tamu

Malam itu, ada yang terus mengetuk pintu. Di luar gerimis dingin sekali.
“Siapa?” tegurku.
Aku tak melihat siapa-siapa di jendela.
“Siapa ya?” kataku lagi.
Aku menutup tirai, dan teleponku berdering. Sebuah pesan singkat:
“Aku pulang lagi. Kau terlalu kesepian sekarang. Kuhubungi nanti,” kata masa kecilku yang lama tak berkunjung.
Aku jadi termenung sendiri, jangan-jangan “Kalau kau dewasa, kau kena kewajiban cari artinya bahagia” kata ibu dulu
Artinya aku harus bukakan pintu
Setiap suara masa kecil yang gaib
Datang berkunjung, lalu bercanda lagi dengannya.
Tapi masalahnya, cuma jadi ada dua anak kecil—satu gaib, satunya agak gaib—ngobrol di ruang tamu.
Ah, tidak.

Di ruang hati ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar