Kalau hujan tengah
malam datang, kau bangun dan bilang: apa kau sudah tertidur?
Diam-diam malam itu
akulah yang terpercik di jendela. Yang menembus celah genting. Yang menetes di
lantai. Yang kau tadah dengan baskom lalu kau bangga-banggakan sebagai
kemenangan melawan hujan. Yang masih kau lihat basahnya di bunga-bungaan
halaman pagi hari. Yang nanti jadi alasan lumpur di jalan.
Yang menetes di
pipimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar